JAKARTA – Indonesia segera memiliki entitas khusus yang akan mengurus pengembangan baterai listrik. Pembentukan entitas baru yang dibentuk bersama perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut akan bernama PT Industri Baterai Indonesia (IBI). Salah satu fungsi IBI nanti adalah meningkatkan pemanfaatan nikel di dalam negeri.

Agus Tjahajana, Ketua Tim Percepatan Baterai Kendaraan Listrik, mengatakan jika pabrik beroperasi dalam kapasitas maksimal, kebutuhan nikel per tahun cukup besar. “Jadi, di hulu mampu membuat 195 GWh dengan sekitar 150 ribu ton nikel per tahun,” ungkap Agus, di Jakarta, Kamis (4/3).

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sebagai salah satu perusahaan tambang milik pemerintah akan memasok ore nikel. Komoditas tersebut kemudian akan diproses dan dibuat menjadi nikel.  “Nikelnya diproses menjadi katoda, sel, lalu jadi baterai. Jadi ada rangkaiannya. Itu satu pabrik merupakan satu value chain,” kata Agus.

Menurut dia,  IBI telah diamanatkan agar menangani 70% menjadi produk akhir di Indonesia atau hingga tahap 2. Adapun pembangunan pabrik baterai dengan kapasitas maksimal 195 GWh akan dilaksanakan  secara bertahap. Untuk tahap 1, pabrik akan berkapasitas sekitar 30 GWh dan direncanakan beroperasi pada 2026-2030. Setelah itu, tahap 2 pengolahan produk menjadi 70%. “Sisanya diekspor dalam bentuk sel,” tukas dia.

Pembangunan pabrik baterai berkapasitas besar dipastikan membutuhkan investasi atau modal yang besar pula.  Untuk merealisasikan pembangunan  pabrik yang menghasilkan baterai berkapasitas total 30 GWh memerlukan investasi mencapai US$13 miliar. Karena itu, ungkap Agus, IBI hampir dipastikan akan menggandeng mitra untuk menutupi besarnya kebutuhan investasi tersebut.

“Kalau sampai 195 GWh hampir mencapai hampir US$17 miliar. Tentu investasi ini bersama dengan mitra luar negeri,” kata Agus.

Konsorsium atau gabungan beberapa BUMN tengah dipersiapkan pemerintah untuk membentuk satu entitas bisnis baru menggarap potensi besar baterai kendaraan listrik. Pemerintah menargetkan perusahaan holding nanti bisa berbicara banyak di dunia kendaraan listrik, baik nasional maupun internasional yang tidak lama lagi akan menjadi bisnis maupun industri utama di dunia.

Kementerian BUMN menyatakan pembentukan holding EV Battery atau PT IBI  akan rampung pada akhir semester pertama 2021.  Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, mengatakan dengan melihat progress yang ada saat ini, ia optimistis implementasinya akan lebih cepat dari target dan tidak perlu menunggu hingga pertengahan 2021. “Mungkin tidak akan lama lagi holding EV Battery akan jadi. Sebulan atau dua bulan selesai. Mudah-mudahan ya,” kata Arya.(RI)