JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan penjualan nikel dalam matte mencapai 48.373 metrik ton (MT) hingga kuartal III 2021 dengan pendapatan yang belum diaudit (unaudited) mencapai US$686,4 juta. Realisasi pendapatan ini meningkat dibandingkan dengan realisasi pendapatan tahun lalu dengan periode yang sama mencapai US$571 juta atau meningkat 20,2 persen.

Sementara laba bersih (unaudited) hingga kuartal US$122,9 juta. Realisasi ini lebih tinggi 60,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yakni US$76,64 juta.

Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, mengungkapkan peningkatan harga komoditas nikel turut mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

“Kami terus mengirimkan lebih banyak volume penjualan pada kuartal III 2021 dan disaat yang bersamaan, kami juga diuntungkan dari kenaikan harga nikel selama periode tersebut,” kata Febriany, Kamis (28/10).

Vale juga membukukan laba yang lebih tinggi sebesar US$64,2 juta, meskipun beban pokok pendapatan lebih tinggi bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Harga realisasi rata-rata kami pada kuartal III 2021 adalah 11 persen lebih tinggi dibandingkan pada kuartal II 2021..

Perusahaan menggelontorkan sekitar US$29,4 juta untuk belanja modal pada kuartal III, mengalami penurunan dari yang dikeluarkan pada kuartal II tahun ini sebesar US$33,3 juta. “Perkiraan belanja modal berkelanjutan kami untuk tahun 2021 saat ini berada dikisaran US$135 juta,” ujar Febriany.

Dari sisi aset, INCO mencatatkan pertumbuhan jumlah aset mencapai US$2,4 miliar tumbuh tipis dibandingkan posisi aset pada akhir tahun 2020 yakni US$2,3 miliar.

Kemudian dari sisi liabilitas hingga september 2021 tercatat mencapai US$292,2 atau turun dibandingkan posisi pada tahun lalu yang tercatat sebesar US$294,2 juta. Sementara untuk ekuitas tercatat US$2,1 miliar hingga September.

Menurut Febriany, dengan semua aktivitas pemeliharaan yang telah selesai dilakukan pada semester pertama, Vale berkeyakinan untuk bisa mencapai target produksi tahun ini. Perseroan akan tetap fokus pada berbagai inisiatif produktifitas dan penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing Perseroan dalam jangka panjang tanpa mengkompromikan nilai utamanya. “Yaitu keselamatan jiwa merupakan hal terpenting, menghargai kelestarian bumi dan komunitas kita,” tegas Febriany. (RI)