JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) pada periode Januari-Maret 2019 membukukan laba bersih US$118,799 juta, naik 59,6% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$74,434 juta. Kenaikan laba ditopang peningkatan pendapatan sebesar 10,8% dari US$763,959 juta pada kuartal I tahun lalu menjadi US$846,482 juta. Kontribusi pendapatan Adaro masih didominasi dari penjualan batu bara ke luar negeri atau lebih dari 50% pos pendapatan usaha. Hingga Maret, nilai penjualan batu bara mencapai US$621,298 juta. Sisanya berasal dari penjualan batu bara domestik sebesar US$148,613 juta.

Garibaldi Thohir, Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy mengungkapkan kinerja yang positif ini lantaran dukungan operasi yang solid dan model bisnis yang kokoh. EBITDA operasional juga solid mencapai US$323 juta, atau naik 19% y-o-y. “Mempertahankan margin EBITDA operasional yang tinggi pada tingkat 38%,” kata Garibaldi, Kamis (2/5).

Royalti yang dibayarkan kepada pemerintah naik 16% y-o-y menjadi US$92 juta karena pendapatan usaha juga lebih tinggi y-o-y. Adaro juga membayarkan pajak penghasilan badan sebesar US$86 juta pada kuartal I 2019.

Garibaldi menegaskan pencapaian operasional dan keuangan yang solid  sepanjang tiga bulan pertama tahun ini mencerminkan model bisnis terintegrasi yang kokoh serta keunggulan operasional. “Adaro berhasil mengendalikan biaya, mempertahankan margin yang sehat dan terus memberikan pengembalian pemegang saham,” kata Garibaldi.(RI)