JAKARTA – Praktik kegiatan tambang nikel dan proyek hilirisasi mineral terus menuai kontroversi. Terbaru, kegiatan tambang nikel di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat Papua Barat Daya menjadi sorotan karena adanya laporan kerusakan lingkungan dari para aktivis lingkungan dan masyarakat lokal.
Dibalik kehebohan dan penolakan berbagai lapisan masyarakat terhadap praktik kegiatan tambang nikel yang dinilai berlebihan hingga mendekati area pariwisata Raja Ampat, pemerintah justru meminta masyarakat berhati-hati dengan narasi penolakan proyek hilirisasi mineral, karena pemerintah menganggap ada agenda pihak eksternal mau menganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengandalkan hilirisasi.
Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyampaikan kepada para awak media tentang adanya potensi pengaruh asing dalam narasi penolakan berbagai proyek hilirisasi di Indonesia. Dia meminta awak media lebih berhati-hati dalam dalam menyikapi isu ini.
“Teman-teman media, saya ingin menyampaikan, kalian ini kan media Republik Indonesia, media Merah Putih, atau ada Merah Putih, sengaja cap Merah Putih. Kita sekarang dalam kondisi geopolitik yang seperti ini, geoekonomi yang seperti ini, harus diingat bahwa kita sekarang lagi mendorong betul proyek hilirisasi sebagai instrumen untuk pertumbuhan ekonomi,” jelas Bahlil dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Kamis (5/6).
Dia menilai permainan asing dalam narasi proyek hilirisasi yang merusak lingkungan bisa berpengaruh terhadap target-target yang sudah dicanangkan pemerintah. “Dalam berbagai kesempatan saya katakan bahwa ada pihak-pihak asing yang tidak senang atau kurang berkenan dengan proyek hilirisasi ini. Jadi kalau kalian media NKRI, media Merah Putih, tolong buat berita yang jangan sampai merugikan negara kita,” jelas Bahlil.
Sebelumnya Greenpeace menyebutkan, hampir seluruh pulau di Raja Ampat, termasuk pulau-pulau kecil, diberikan izin nikel atau izin ekspolitasi.
Kiki Taufik, Kepala Global Greenpeace untuk Kampanye Hutan Indonesia, menilai kegiatan tambang yang berkedok hilirisasi sudah kebablasan karena turut mengorbankan wilayah yang sudah sepatutnya dijaga bukan justru dirusak.
“Saat ini Raja Ampat yang kita kenal sebagai tempat wisata alam terbaik yang ada di Indonesia dalam kondisi terancam (aktivitas tambang nikel),” kata Kiki dalam video singkat yang diunggah dari akun Instagram Greenpeace, Minggu (1/6).
Aktivitas tambang nikel diketahui merambah Pulau Kawe, Pulau Gag, hingga Pulau Manuran. Kondisi ini perlahan merusak ekosistem laut dan darat. Lubang-lubang tambang mengancam keanekaragaman hayati Raja Ampat. (RI)
[…] wilayah Raja Ampat, khususnya Pulau Gag, memiliki cadangan nikel yang signifikan. Menurut data (dunia-energi.comen.wikipedia.org), Pulau Gag menyimpan sekitar 240 juta ton bijih nikel dengan kadar rata-rata […]
Tunjukan dulu bahwa pertambangan Nikel ini bermanfaat bagi daerah sekitarnya tambang , bermanfaat bagi rakyat kebanyakan, bukan segelintir org atau korporat, trus sdra Bahlil tunjukkan bahwa pengelolaan tambang2 itu tidak dikuras habis trus ditinggal begitu saja.. Logis bukan jika anda diminta rakyat seperti itu.. jangan bicarakan asing asing dan asing , jahat padahal kau sendiri bekerja untuk asing – kami sudah biasa di injak, tapi itu dulu karena kami tahu nya anda org bersahaja dan sayang keluarga, dan sekarang kami tahu anda jongos asing – bagi kami biasa jongos suka ngomong bos nya jahat padahal si jongos lebih biadab dari bos nya.. biasa itu bang
Negri ini sudah tercabik2 karena ulah jongos – kembalikan kami sesuai amanat UUD 45 yg sebenar benarnya