NUSA DUA – Pertemuan para Menteri Energi negara – negara G20 akhirnya hanya menghasilkan inisiatif baru Bali Common Principles in Accelerating Clean Energy Transitions (COMPACT).

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga Chair of Energy Transition Ministerial Meeting (ETMM), menjelaskan Bali COMPACT berisikan inisiatif sebagai prinsip dasar para negara G20 untuk menjalankan transisi energi.

“Prinsip-prinsip G20 untuk mempercepat transisi energi yang bersih, berkelanjutan, adil, terjangkau, dan transisi energi yang inklusif,” kata Arifin saat konferensi pers disela ETMM, Nusa Dua, Jumat (2/9).

Bali COMPACT merupakan prinsip dasar yang disepakati negara G20 dalam melaksanakan percepatan transisi energi. Prinsip dasar percepatan transisi yang dihasilkan di Bali, akan menjadi pondasi yang kokoh dan acuan bagi negara G20 dalam percepatan transisi energi yang dilakukan.

Inisiatif ini kata Arifin akan disampaikan dan disahkan dalam Pemimpin G20 pada KTT Bali yang diadakan pada 15-16 November 2022.

Sayangnya ETMM kali ini tidak mencapai komunike atau pernyataan dari para menteri G20. Arifin mengungkapkan masing-masing negara mempunyai pandangan masing sendiri terkait transisi energi yang dilakukan sehingga tidak mencapai komunike.

“Kita tidak bisa mencapai target menghasilkan komunike, karena ada perbedaan antar negara,” ujar Arifin.

Dengan ketiadaan komunike ETMM kali ini hanya menghasilkan kesimpulan dari masing-masing negara. “Hasilnya hanya menghasilkan berupa kesimpulan. Ada banyak kesimpulannya,” kata Arifin.

Sementara itu, Yudo Dwinanda Priaadi, Chair Energy Trasition Working Group (ETWG), menyatakan para anggota G20 menyepakati transisi energi jangan sampai mengganggu pertumbuhan ekonomi negara berkembang. “Transisi energi dilakukan secara berkeadilan dengan mempertimbangkan keterjangkauan harga, inklusifitas jenis energi dan teknologi, serta memastikan memberikan manfaat bagi semua kelompok masyarakat yang terdampak,” ungkap dia.