JAKARTA – PT PLN Unit Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) memprediksi penurunan konsumsi listrik akan terjadi pada hari raya menjelang dan saat lebaran tahun ini. Tidak tanggung-tanggung penurunan konsumsi listrik bisa mencapai 50% dari kondisi konsumsi beban puncak pada kondisi normal.

M Ikhsan Asaad, General Manager PLN Disjaya, menjelaskan untuk antisipasi penurunan ini Disjaya telah berkooridiasi dengan unit pengatur beban sehingga bisa dilakukan penyesuaian pasokan listrik.

Salah satu wujud penyesuaian adalah terkait pemilihan pembangkit listrik mana yang akan dipilih untuk memasok kebutuhan listrik Jakarta yang menurun.

“Jakarta 50% beban turun saat lebaran, Pada 5 juni itu 2.638,78 Megawatt (MW) dan 6 juni beban hanya sebesar 2.708,33 MW rata-rata sehari sekitar 5.100 MW,” kata Ikhsan di Jakarta, Jumat malam (24/5).

Ikhsan mengatakan listrik di area Disjaya merupakan salah satu area yang memiliki kondisi kelistrikan terbaik di Indonesia apalagi kebutuhan listriknya dipasok dari beberapa pembangkit besar seperti Pembangkit Tenaga Listrik Uap (PLTU) Muara Karang, Tanjung Prio, Lontar, Suralaya, Indramayu. Karena konsumsi listrik menurun, kemungkinan besar listrik saat lebaran hanya akan dipasok dari PLTU Suralaya, yang memiliki biaya produksi paling murah.

Penurunan konsumsi listrik kata Ikhsan disebabkan oleh tidak beroperasinya industri dan bisnis yang selama ini jadi konsumen utama PLN Disjaya. Meksipun dari sisi kualitas pelanggan industri dna bisnis hanya 30% dari jumlah pelanggan Disjaya tapi dari sisi konsumsi listrik, akan tetapi menyerap lebih dari 50% listrik yang dipasok PLN Disjaya.

“Pelanggan industri dan bisnis itu 30%, tapi konsumsinya besar. 60%-70% di jakarta. Kalau libur industri dan bisnis, langsung anjlok konsumsinya,” kata Ikhsan.

Meskipun konsumsi turun namun PLN Disjaya tetap siaga dalam menghadapi berbagai kemungkinan. Beberapa persiapan dari sisi infrastruktur misalnya yakni dengan siapkan 75 power bank, 46 UPS serta 4 crane mobil.

Beban listrik di wilayah pulau Jawa saat hari raya memang sudah diprediksi akan alami penurunan saat lebaran. untuk sistem Jawa-Bali saja PLN sudah berencana akan memadamkan sekitar 20 pembangkitnya.

Amir Rosidin, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN menyatakan, penurunan konsumsi terbesar diperkirakan akan terjadi pada sistem Jawa-Bali dengan penurunan beban puncak sebesar 56% hingga 60%.

Pada saat Lebaran nanti, daya mampu netto pembangkit sistem Jawa Bali adalah sebesar 34.716 MW sementara daya mampu pasok sebesar 27.817 MW jumlah ini cukup untuk melayani beban puncak lebaran yang diperkirakan mencapai 17.179 MW. Cadangan Operasi 10.637 MW dan Reserve Margin 62%

Untuk di sistem Jawa-Bali sendiri PLN akan mematikan setidaknya 20 pembangkit listrik yang sebagian besar bertenaga Uap atau PLTU serta pembangkit bertenaga gas. Selain untuk efsiensi, Amir menjelaskan pembangkit yang dipadamkan akan dimanfaatkan untuk menjalani proses perawatan.

“Pada saat beban turun, beberapa pembangkit kita padamkan. Karena percuma dinyalakan tapi tidak ada beban. Kita padamkan sekitar 10.000 Megawatt (MW). Pembangkit-pembangkit di Jawa dan Bali ini banyak. Ini lebih dari 20 pembangkit, termasuk milik IPP (Independent Power Producer) juga ini. Yang punya IPP dipadamkan mereka sekalian pemeliharaan kecil-kecilan. Namanya simple inspection,” jelas Amir. (RI)