JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), anak usaha Banpu Plc, perusahaan asal Thailand, mencatat penurunan pendapatan kotor sepanjang 2019 sebesar US$1,716 miliar dibanding tahun sebelumnya US$2,008 miliar. Seiring peurunan pendapatan, laba bersih Indo Tambangraya juga turun menjadi US$126,5 juta dari sebelumnya US$258,8 juta.

“Penurunan pendapatan dan laba bersih disebabkan harga jual rata-rata batu bara yang lebih rendah pada 2019,” kata Yulius Gozali, Direktur Hubungan Investor Indo Tambangraya kepada Dunia Energi, Senin (2/3).

Dengan kemajuan teknologi dan perubahan lingkungan yang cepat di sektor energi, Indo Tambangraya melihat potensi signfikan untuk menggunakan teknologi, kemampuan digital dan pola pikir untuk menciptakan nilai lebih bagi para pemegang saham. Perseroan telah memulai proses transformasi digital. Transformasi digital bertujukan untuk meningkatkan teknologi, pola pikir, dan organisasi perseroan untuk melakukan inovasi cara kerja, meningkatkan produk dan layanan dan memperluas ke bisnis-bisnis baru yang potensial.

Indo Tambangraya Megah merupakan salah satu produsen batu bara lndonesia dengan lingkup usaha yang terintegrasi mulai dari kegiatan penambangan, pengolahan, dan kegiatan logistik. ITMG memproduksi batu bara termal dengan beberapa jenis kualitas.

Saat ini Indo Tambangraya sedang mengembangkan bisnisnya menjadi penyedia energi dengan produk-produk dan layanan-layanan yang terjangkau, berkualitas, dan berkelanjutan, dengan mengoptimalisasikan rantai nilai dari hulur sampai hilir.

“Untuk 2020, kami belum dapat memproyeksikan harga jualnya dikarenakan kondisi harga batu bara yang masih fluktuatif saat ini,” tandas Yulius.(RA)