JAKARTA – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru saja menyetujui rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) lapangan Asap Merah Kido (AMK), blok Kasuri di Papua Barat. Nantinya selain disalurkan untuk kebutuhan industri pupuk yang akan dibangun di sana, gas dari blok Kasuri akan dijual dalam bentuk LNG.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan rencana produksi gas dari lapangan AMK sekitar 300 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Sebanyak 100 MMscfd akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik pupuk yang akan dibangun, sementara sisanya akan dijadikan LNG.

“Dia (Genting Oil) akan produksi sekitar 100 MMscfd untuk pupuk dan sekitar 200 MMscfd untuk LNG,” kata Dwi saat ditemui Dunia Energi di Surabaya belum lama ini.

Menurut Dwi kapasitas fasilitas pengolahan dan produksi LNG yang akan dibangun oleh Genting Oil nantinya sebesar 1,2 juta ton per tahun. Dengan jumlah sebesar itu ia optimistis bisa dimanfaatkan oleh konsumen gas yang nanti berasal dari dalam negeri.

Genting Oil kata Dwi bakal melakukan kajian lebih lanjut mengenai fasilitas pengolahan gas yang akan dibuat.

“Itu nanti diolah buat fasilitas sendiri sekarang kan utnuk membuat LNG ga terlalu besar. medium kita bilangnya gasnya sektar 200 MMscfd. Ini akan didiskusikan apakah mau FLNG atau mau onshore kalau onshore itu nanti pakai modul-modul LNG. Kalau dulu besar sekarang itu orang mulai bikin modul-modul itu, bisa onshore bisa FLNG. Mereka akan melihat mana yang lebih murah,” jelas Dwi.

Genting Oil Kasuri Pte Ltd, operator blok Kasuri akhirnya mendapatkan persetujuan revisi rencana pengembangan blok Kasuri atau POD I setelah berhasil menambah cadangan di lapangan AMK. Untuk gas inplace dari 1.735 BSCFD menjadi 2.673,7 BSCF, dan perubahan cadangan dari 1.031,33 BSCF menjadi 2.244,45 BSCF. (RI)