JAKARTA – PT Pertamina Georthermal Energy (PGE), anak usaha PT Pertamina (Persero) berupaya memperluas area pemanfaatan panas bumi di wilayah Garut, Jawa Barat.

Ali Mundakir, Direktur Utama PGE, mengatakan di Garut ada prospek Guntur Masigit. Untuk itu, PGE sedang mengurus perubahan status zona agar  masuk WKP Kamojang Darajat.

“Status Guntur Masigit ada di lahan konservasi, untuk itu izin pengelolaan jasa lingkungan harus berubah terlebih dulu dari hutan konsevasi ke taman wisata alam,” kata Ali, baru-baru ini.

Potensi cadangan energi panas bumi di wilayah Garut diprediksikan mencapai 500 megawatt (MW).

Rudi Gunawan, Bupati Garut, mengatakan dengan potensi energi panas bumi sebesar itu maka bonus produksi yang akan didapat bisa mencapai Rp70 miliar setiap tahun.

“Potensi dari Guntur Masigit 70 MW, paling besar itu di Gunung Papandayan 225 MW Ada juga di Cilayu, dan wilayah lainnya. Dengan potensi panas bumi sampai 500 MW, maka potensi bonus produksinya Rp 70 miliar per tahun, dan dana bagi hasil Rp 125miliar,” kata Rudi kepada Dunia Energi saat ditemui di Garut, belum lama ini.

Menurut dia, selama periode 2006 – 2018 total dana bagi hasil pemanfaatan panas bumi di Garut mencapai Rp265 miliar.

“Bonus produksi saat ini Rp 13 miliar per tahun, paling besar dari Darajat. Dana bagi hasil Rp33 miliar per tahun,” tukas Rudi.

Kontribusi pengembangan panas bumi di Provinsi Jawa Barat (Jabar) sampai dengan kuartal III 2018 sebesar Rp 1,102 triliun. Bonus produksi Provinsi Jawa Barat (Jabar) sampai kuartal II 2018 sebesar Rp30,98 miliar. Kabupaten Bandung penerima terbesar yaitu Rp79,06 miliar, dimana masyarakat sekitar Wilayah Kerja/Area PLTP yang diprioritaskan menerima bonus produksi.

Bonus produksi Kabupaten Garut periode 2015 hingga kuartal II  2018 sebesar Rp38,69 miliar. Sementara Tasikmalaya baru berproduksi sampai dengan kuartal II  2018 sebesar Rp172,9 juta.

Kapasitas terpasang PLTP di Jawa Barat terdiri dari PLTP Salak di Cibeureum, Parabakti dengan kapasitas 377 MW, PLTP Wayang Windu di Pengalengan dengan kapasitas 227 MW, PLTP Patuha dengan kapasitas 55 MW, PLTP Kamojang dengan kapasitas 235 MW, PLTP Darajat dengan kapasitas total 270MW, dan PLTP Karaha dengan kapasitas total 30 MW.

Pemkab Garut berkomitmen untuk tetap menjaga pelestarian lingkungan. Wilayah kecamatan yang mempunyai energi panas bumi sangat merasakan dampak positif, salah satunya kecamatan Karangtengah yang berdekatan dengan panas bumi Karaha Bodas.

Rudi menekankan bahwa keberadaan energi panas bumi sangat tergantung dengan keberadaan sumber air, oleh karena pasokan sumber air harus tetap terjaga. Selain itu, potensi pariwisata juga menjadi prioritas yang dikembangkan dengan adanya energi panas bumi tersebut, contohnya yang saat ini ada di Pasirwangi dan Wanaraja.

“Luas wilayah Garut 3.000 kilometer persegi. Bonus produksi sebaiknya digunakan untuk pengembangan masyarakat sekitar sehingga dipastikan tidak akan ada keributan,” kata Rudi.(RA)