JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), anggota Mineral Industry Indonesia (MIND ID), BUMN Holding Industri Pertambangan menandatangani Perjanjian Pendahuluan (Heads of Agreement) Pengembangan Bisnis Pemurnian Nikel bersama Alchemist Metal Industry Pte, Ltd. & PT Gunbuster Nickel Industry pada 6 Mei 2021.

Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Ridwan Jamaluddin.

Heads of Agreement (HoA) ini menandai inisiasi ekosistem bisnis pemurnian nikel baru bagi ANTAM di Konawe Utara dan Morowali Utara, Sulawesi Tenggara dan menjadi tonggak sejarah baru Grup MIND ID dalam memaksimalkan nilai tambah sumber daya nikel yang dimiliki Indonesia.

Bahlil menyatakan dalam mewujudkan transformasi ekonomi Indonesia, orientasi hilirisasi menjadi aspek yang penting karena mampu mendatangkan investasi.

“Kerjasama ini merupakan hal positif bagi ANTAM sebagai perusahaan yang berpengalaman di bidang pertambangan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas nikel,” ujar Bahlil, Jumat, (7/5)

Pahala N Mansury, Wakil Menteri BUMN I, menjelaskan Kementerian BUMN mendorong MIND ID untuk terus melakukan hilirisasi karena masa depan bagi Indonesia untuk mewujudkan transformasi ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam terletak pada hilirisasi.

“Kerjasama antara ANTAM dan mitra merupakan kolaborasi win-win, sehingga penanaman modal yang masuk ke Indonesia menjadi kontributor pendorong transformasi ekonomi. Dalam empat tahun mendatang, BUMN industri tambang diharapkan menjadi salah satu anchor untuk mendatangkan investasi ke Indonesia,” ujar Pahala.

Orias Petrus Moedak, CEO MIND ID menyebut kesepakatan ini merupakan implementasi salah satu mandat MIND ID untuk melakukan hilirisasi. “Kerjasama antara ANTAM dengan mitra strategisnya akan meningkatkan nilai tambah komoditas mineral sehingga mengoptimalkan kontribusi Perusahaan bagi negara,” ujar Orias.

Orias menjelaskan, ANTAM memiliki portofolio nikel yang solid dan berpengalaman lebih dari lima dekade dalam mengelola mineral nikel dari hulu ke hilir. Sementara, mitra yang bekerjasama dalam perjanjian ini memiliki teknologi pemrosesan dan pemurnian yang diperlukan sekaligus menyerap produk olahan nikel yang dihasilkan.

“Ekosistem ini merupakan peluang bisnis baru bagi ANTAM mulai dari pengembangan proyek penambangan bijih nikel hingga proyek smelter yang menghasilkan feronikel atau nickel pig iron,” ungkap dia.

Kerjasama dengan mitra strategis ini memungkinkan ANTAM untuk mendapatkan manfaat yang optimal karena para pihak akan berperan sesuai porsi kepemilikan saham baik di bisnis hulu (penambangan) dan di bisnis hilir (smelter). Di hulu, ANTAM akan bekerjasama dengan mitra untuk melakukan operasi penambangan. Hasil produksi bijih nikel akan di jual ke smelter sesuai dengan harga patokan mineral. Di hilir, ANTAM akan memiliki saham pada Proyek smelter ketika pabrik beroperasi secara komersial.

Proyek pengembangan dan pengoperasian smelter terdiri dari tiga lines dengan masing-masing 45 MVA smelter nikel dan kapasitas pembangkit listrik 135 MW. (RI)