JAKARTA – Lapangan Kedung Keris yang dikelola Exxonmobil, perusahaan migas asal Amerika Serikat ditargetkan bisa mulai menyemburkan minyak bumi pada 2019. Seiring target tersebut, Exxon akan mulai melakukan pengerjaan fisik atau konstruksi fasilitas produksi pada 2018.

“Iya (on stream), targetnya. Kami konstruksi tahun depan,” kata
Erwin Maryoto, Vice President of Public & Government Affair Exxonmobil Indonesia saat ditemui di Jakarta, Selasa (12/12).

Menurut Erwin, hingga saat ini rencana pengeboran masih belum berubah dari rencana awal, yakni pengeboran satu sumur. Exxon menargetkan satu sumur tersebut bisa menghasilkan 10 ribu barel minyak per hari (bph).

“Sumur sudah ada, belum ada penambahan (satu sumur). Kami lihat saja dulu. Potensinya sampai 10 ribu barel,” tukas dia.

Exxon memperkirakan akan menghabiskan investasi sekitar US$100 juta di Lapangan Kedung Keris. Lapangan tersebut diproyeksikan bisa membantu peningkatan produksi, lapangan lainnya di Blok Cepu, yakni Lapangan Banyu Urip yang berjarak sekitar 16 kilometer.

Pada 2018, konstruksi yang dilakukan juga termasuk pembangunan pipa untuk menghubungkan lapangan Kedung Keris dan Banyu Urip. “Konstruksi fasilitas EPC, termasuk pasang pipa well pad,” tukas Erwin.

Jika sudah terbangun, penambahan produksi dari lapangan Kedung Keris bisa meningkatkan produksi Blok Cepu yang yang ditargetkan mencapai 200 ribu bph. Bahkan bisa lebih dari 210 ribu bph, jika ditambahkan dari Kedung Keris sebesar 10 ribu bph. Apalagi saat ini saja rata-rata produksi kata Erwin sudah bisa lebih dari 200 ribu bph.

“Kami berharap nanti tambah Banyu Urip, ada tambahan 10 ribu bph. Sekarang produksi lebih dari 200 ribu bph, seperti Oktober kami sudah 208 ribu bph,” tandas Erwin.

Potensi migas di Lapangan Kedung Keris ditemukan Exxon pada 2011. Rencana pengembangan (plan of development/PoD), kemudian disetujui pada Juni 2016. Lapangan Kedung Keris diestimasi memiliki cadangan 20 juta barel minyak mentah.(RI)