Emas Batangan

Emas batangan produksi Antam.

JAKARTA –  Hingga memasuki bulan kesembilan di 2012, kondisi perekonomian global masih belum menunjukkan perbaikan yang diharapkan. Beruntung PT Aneka Tambang Tbk (Antam) meraup penerimaan yang bagus dari penjualan emas, sehingga mampu mempertahankan kinerja keuangannya tetap solid ditengah volatilitas harga feronikel.

Direktur Utama Antam, Alwinsyah Lubis menegaskan, kinerja perusahaannya hingga sembilan bulan di 2012 masih tetap solid, di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global saat ini. “Masih kuatnya permintaan atas komoditas nikel dan emas mendukung capaian kinerja keuangan ini,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 31 Oktober 2012.

Disebutkan, Antam dalam periode sembilan bulan pertama 2012 mencatat sebesar Rp627,78 miliar, dengan Laba Bersih per Saham Dasar (Earnings per Share/EPS) Rp 65,88. “Kami tetap berfokus untuk dapat memberikan imbal hasil yang baik pada stakeholders, di tengah tantangan kondisi harga komoditas yang melemah saat ini,” kata Alwin lagi.

Menurutnya, Antam juga terus berfokus pada peningkatan efisiensi operasional perusahaan. Sehingga berhasil menghemat Rp 18,3 miliar melalui beragam program penghematan biaya, untuk memastikan competitiveness perusahaan tetap terjaga, serta terus memberikan imbal hasil yang solid.

“Kami percaya bahwa kinerja Antam akan tetap solid, dengan didukung upaya-upaya efisiensi dan penyelesaian proyek-proyek pertumbuhan,” tandasnya.

Alwin menuturkan, penjualan bersih Antam pada sembilan bulan di 2012 tercatat sebesar Rp7,1 triliun, dengan kontribusi terbesar dari komoditas emas sebesar Rp2,5 triliun, atau 35% dari total pendapatan. Selanjutnya feronikel menjadi kontributor terbesar kedua, dengan hasil penjualan sebesar Rp2,2 triliun, atau 30% dari total penjualan bersih Antam pada sembilan bulan pertama 2012.

Sementara itu, komoditas bijih nikel menyumbang 28% dari pendapatan Antam senilai Rp2 triliun. Menurut Alwin, Antam masih mencatat tingkat permintaan yang kuat atas komoditas utama nikel dan emas, meski pengaruh volatilitas harga komoditas sangat sulit dihindari.

Ia menambahkan, posisi likuiditas Antam masih tetap solid dan kuat. Per 30 September 2012 Antam memiliki kas dan setara kas sebesar Rp5,5 triliun, dengan jumlah interest bearing debt Rp4,6 triliun yang merupakan hutang obligasi dan pinjaman bank jangka pendek.

Proyek-proyek Antam juga masih berjalan on track. Kemajuan proyek CGA Tayan secara keseluruhan telah mencapai 86,2%, dengan konstruksi proyek mencapai 79,2%. Untuk proyek Feronikel Halmahera Timur, kemajuan proyek telah mencapai 28,6% dengan progress konstruksi fisik mencapai 3,2%.

Sementara itu kemajuan proyek MOP-PP Pomalaa sudah mencapai 25,7%, dengan progress konstruksi fisik proyek mencapai 16,4% per akhir September 2012.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)