JAKARTA – Harga Batu Bara Acuan (HBA) periode Mei kembali turun mendekati US$60-an per ton. Perlambatan perekonomian global akibat pandemi Covid-19 berdampak pada turunnya permintaan batu bara dari negara-negara konsumen utama di kawasan Asia, seperti China, Korea Selatan, India dan Jepang. Hal inilah yang menjadi penyebab  turunnya HBA Mei 2020 ke level US$61,11 per ton,  turun 5,5% dibanding HBA April 2020.

“Ekonomi global yang melambat menyebabkan HBA Mei kembali turun dari bulan sebelumnya. Turun US$4,66 menjadi US$ 61,11 dibanding April sebesar US$65,77 per ton,” kata Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Rabu (6/5).

Agung mengatakan penurunan harga batu bara sudah terjadi selama dua bulan terakhir. Sejak Januari 2020, HBA mengalami fluktuasi. HBA Januari tercatat US$ 65,93 per ton turun dari US$66,30 pada Desember 2019. HBA kemudian naik pada Februari menjadi US$66,89 dan naik lagi pada Maret 2020 menjadi US$ 67,08. HBA kemudian turun pada periode April dan Mei 2020. “Tren untuk dua bulan terakhir ini kembali turun,” kata dia.

Penurunan HBA Mei 2020 juga dipicu penurunan harga minyak dunia yang berpengaruh pada turunnya harga batu bara di pasar internasional. Empat indeks harga batu bara yang umum digunakan dalam perdagangan batubara dunia terpantau mengalami penurunan, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya.

Nilai HBA sendiri diperoleh rata-rata empat indeks harga batubara dunia tersebut. HBA bulan Mei 2020 ini akan digunakan untuk penjualan langsung (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).(RI)