JAKARTA– Kinerja moncer ditunjukkan manajemen PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Bekerja sama dengan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), masih anak usaha PHI, dan Kilang Refinery Unit-V Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur, PHM berhasil menyelesaikan pembangunan pipa sekaligus distribusi gas dalam Proyek South Mahakam Gas Supply to RU V via PHKT dengan penggunaan anggaran yang efisien.

Agus Amperianto, General Manager PHM, mengatakan proyek South Mahakam Gas Supply to RU V via PHKT cukup bersejarah. Pasalnya, proyek ini merupakan penugasan pertama bagi PHM apalagi proyek ini dimulai segera setelah alih kelola Wilayah Kerja Mahakam pada kuartal II 2018.

“Ini juga adalah proyek pertama yang Put In Service. Melalui tie-in , gas dari platform JM-1 di Lapangan South Mahakam yang dikelola PHM,” ujar Agus dalam acara syukuran Gas In South Mahakam Gas Supply to RU V via PHKT secara virtual, Jumat (19/2) sore. Hadir pada acara tersebut Direktur Utama PHI Chalid Said Salim, GM RU-V Eko Sunarno, dan GM PHKT Achmad Agus Miftakhurrohman.

Menurut Agus, gas dari platform JM-1 Lapangan South Mahakam dialirkan menggunakan pipa penyalur 10 inchi, sepanjang 6,5 KM, ke fasilitas penerimanya yaitu SMK Gas Receiving Facilities di platform SPG-P Lapangan Sepinggan yang dioperasikan PHKT. Sertelah itu, gas dialirkan ke Kilang RU V Balikpapan.

PHM dapat mengalirkan gas sampai maksimum 28 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd), atau sekitar 50% dari kebutuhan eksisting gas RU V yang sebesar 50 MMscfd, mulai Januari 2021. Hal ini sesuai Kesepakatan Bersama Jual Beli Gas PHKT-PHM-Pertamina Persero (RU-V).

“Kami bersyukur dengan dukungan SKK Migas dan PHI selaku induk usaha, PHM dapat bekerja sama dengan PHKT untuk mengalirkan gas dari Lapangan South Mahakam guna memenuhi kebutuhan gas Kilang RU-V,” katanya.

Proyek South Mahakam Gas Supply to RU V via PHKT memiliki skala yang cukup besar, melibatkan lebih dari 600 ribu manhours, 550 pekerja offshore , dan 16 armada kapal. Selain itu proyek ini dinilai memiliki risiko tinggi karena merupakan Simultaneous Operations. Agus menyebutkan proyek ini merupakan Brown Field works, apalagi banyak modifikasi dan perbaikan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya dalam pengerjaan tie-in ke platform SPG-P yang telah berusia cukup tua, yaitu dibangun pada 1976.

Namun demikian, lanjut Agus, proyek ini berhasil diselesaikan hanya dalam waktu 15 bulan dari tanggal Final Investment Decision (FID) dan berhasil on-stream pada 17 Januari 2021, atau kurang dari dua tahun sejak POD-nya disetujui oleh SKK Migas. “Proyek ini juga diselesaikan dengan biaya lebih rendah dari anggaran yang telah ditetapkan, yaitu dengan nilai close out sebesar US$25,1 juta sedangkan AFE-nya sebesar US$27 juta,” katanya.

Agus menegaskan, kendati dikerjakan dalam situasi Pandemi COVID-19, proyek ini juga dapat diselesaikan tanpa insiden, tanpa Loss Time Injury dan tanpa kasus COVID-19. Prestasi ini dapat dicapai berkat kerjasama yang baik dari semua pihak. “Untuk itu kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” katanya.

Chalid Said Salim, Direktur Utama PHI, dalam sambutannya menyatakan penyelesaian proyek ini merupakan bukti dari semangat bersinergi Grup Pertamina, yaitu antara tim Kilang Pertamina RU V, PHKT, dan PHM, dengan dukungan dari PHI. Sinergi ini telah menghasilkan value creation, baik bagi Kilang Pertamina RU V, PHM, dan PHKT.

“Saya berharap model kerjasama dengan penggunaan fasilitas bersama seperti ini dapat terus membuka peluang-peluang baru dan menjadi model kerjasama dan sinergi anak usaha PHI dengan berbagai anak usaha lain dalam Grup Pertamina,” katanya. (DR)