JAKARTA – Proses perhitungan valuasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sudah mengerucut pada poin utama, yakni rIsiko sebagai pengurang valuasi saham atau Weighted Average Cost of Capital (WACC). Yunus Saefulhak, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan WACC adalah risiko-risiko yang terjadi dalam suatu perusahaan yang nantinya dihitung sebagai pengurang atau discount dalam perhitungan valuasi saham.

“Jadi kalau WACC-nya tinggi, artinya perusahaan memiliki banyak risiko. Semakin WACC tinggi, kurang baik karena nanti semakin menjadi pengurang nilai divestasi,” kata Yunus di Jakarta, Senin (29/7).

Dia menambahkan penghitungan valuasi saham Vale masih menggunakan prinsip harga yang wajar. Pemerintah masih menargetkan bahwa valuasi akan bisa rampung pada Agustus atau sebelum proses divestasi jatuh tempo pada 14 Oktober 2019 mendatang.

Selain itu, menurut Yunus masih ada perbedaan dalam basis perhitungan cadangan yang akan berpengaruh juga nantinya terhadap nilai valuasi. Salah satunya mengenai perbandingan antara penghitungan cadangan dan batas waktu perizinan.

“Mereka mengasumsikan cadangan pada tahun sekian, misal berdasarkan FS (Feasibility Study) cadangan sampai 2032. Padahal izinnya sampai 2045. Apakah (valuasi) yang dihitung itu FS, atau izinnya?” ungkap Yunus.

Berdasarkan regulasi yang ada  seharusnya valuasi dihitung berdasarkan waktu yang tercepat. Artinya, jika jumlah cadangan dari hasil FS diproyeksikan habis sebelum masa kontrak berakhir, maka nilai valuasi dihitung hingga waktu yang tercepat, yakni saat cadangan tersebut habis kendati izinnya masih panjang.

“Kecuali dia bisa membuktikan ada cadangan baru yang bertambah. Tapi kalau izinnya habis duluan, walaupun cadangan nambah, ya berarti sesuai izin,” kata Yunus.(RI)