JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan produksi batu bara nasional sampai akhir tahun bisa mencapai sektar 600 juta ton. Ini sudah termasuk dengan penambahan kuota produksi yang tengah dibahas oleh pemerintah sekarang.

Bambang Gatot Ariyono, Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, mengatakan total produksi tahun ini lebih besar dari realisasi tahun lalu sekitar 600 juta ton. Adapun keputusannya ditetapkan pada akhir agustus mendatang. Padahal target produksi yang dicanangkan sebelumnya sebesar 489 juta ton. Jumlah ini juga lebih besar dari tahun lalu sebesar 557 juta ton.

“Iya mungkin sekitar (600 jutaan itu lah kalau realisasi semua, akhir agustus finalisasi sekarang belum,” kata Bambang di Jakarta, Jumat  (23/8).

Dia menuturkan pemegang Perjanjian Kontrak Karya Pertambangan Batu bara (PKP2B) menyatakan masih mendominasi penambahan kuota produksi, namun para pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari daerah juga turut ajukan penambahan produksi.

Bambang mengaku tidak bisa bisa mengendalikan penambahan produksi para pemegang IUP karena yang memberikan izin penambahan adalah pemerintah daerah masing-masing.

“Pemda bisa melaporkan kepada kami. Kalau itu menurut perubahannya tergantung dinasnya masing-masing. Saya kira tidak berubah jauh, kalau yang IUP karena kami bagaimana kontrolnya susah kan diubah atau tidak ga tahu juga,” ujar Bambang.

Dia mengungkapkan peningkatan produksi setiap tahun wajar terjadi pasalnya dalam rencana kerja perusahaan pasti produksi juga naik. Selain itu lahan di wilayah perusahaan yang sebelumnya masih belum produksi pasti juga sudah menunjukkan progres produksi.

“Kalau setiap tahun kan pasti naik masalah kenaikannya berapa ya tidak tahu karena apa logikanya secara studi kelayakan perusahan besar sudah operasi tetap naik. Kedua dari sisi perusahaan-perusahaan dulu yang belum masih operasi baru produksikan menambah lagi masuk, jadi kalau naik itu keniscayaan,” jelas Bambang. (RI)