JAKARTA – Industri jasa tambang nasional dalam beberapa tahun ke depan dinilai masih potensial seiring dengan besarnya permintaan komoditas pertambangan mineral maupun batu bara di pasar global. Kendati pemerintah menargetkan pengurangan emisi karbon serta transisi dari energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan, permintaan akan batu bara tetap tinggi.

“Kami proyeksikan hingga 2035 permintaan batu bara akan terus meningkat. Kemudian setelah itu baru akan menuju keseimbangan baru seiring masuknya sumber energi baru di masa transisi,” kata R Teguh Saptosubroto, Direktur PT Putra Perkasa Abadi, di Jakarta, Selasa (27/12/2022).

Teguh menjelaskan, PPA sebagai pelaku usaha jasa pertambangan merespons tren kenaikan produksi batubara dengan menyiapkan sejumlah stretegi bisnis, di antaranya dengan terus melakukan ekspansi ke sektor lain seperti pertambangan nikel maupun bauksit.

Langkah tersebut dilakukan seiring dengan diraihnya sejumlah kontrak baru yang akan dijalankan oleh perusahaan.

Sebagai bentuk ekspansi, kata Teguh, tahun depan PPA akan terus menambah alat berat untuk ekspansi usaha. Saat ini PPA memiliki 2000 unit alat berat yang mayoritas adalah alat berat yang dibeli dari PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha PT Astra International Indonesia Tbk (ASII).

Pembelian alat berat itu diproyeksikan dalam jangka panjang karena ada antrean dalam pembeliannya. Bahan bakar untuk alat berat PPA adalah solar industri dengan volume 250 juta liter per tahun.

“Kami memiliki visi menjadi perusahaan jasa tambang terkemuka di Indonesia dengan memberikan layanan terbaik kepada mitra-mitra kami,” ujar dia.

Seiring adanya proyek baru dan penambahan volume dari klien, PPA pada 2023 akan menambah lebih dari 200 unit alat berat untuk melayani mitra-mitranya. Tak hanya itu, lanjut Teguh, PPA juga akan menambah kurang lebih 4.000 karyawan baru untuk operator dan mekanik serta staf lainnya.

Adri Thanada, Head of Corporate Communication PPA, menambahkan kebutuhan tenaga kerja pada tahun depan, hal itu seiring dengan semakin berkembangnya bisnis perusahaan. Untuk itu, PPA akan gencar melakukan perekrutan calon pekerja dari sekolah-sekolah menengah di seluruh Indonesia.

“Kami juga punya program pelatihan bagi lulusan sekolah menengah kejuruan agar ketika bekerja mereka lebih siap dan punya skill yang mumpuni,” kata Adri.

Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) sebelumnya menyatakan ada sejumlah tantangan yang bakal dihadapi industri batu bara pada 2023. Salah satunya adalah upaya transisi energi bersih.

Namun, Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan, batu bara masih menjadi sumber energi yang paling diandalkan oleh industri nonkelistrikan, terutama semen, kertas, pupuk, keramik, tekstik, bahkan smelter. “Kami memperhatikan bahwa ada beberapa pembangkit listrik berbasis batu bara yang masih dapat beroperasi dengan kondisi ini,” katanya. (DR)