JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mulai melaksanakan Engineering Procurement Construction & Commissioning (EPCC) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Organic Rankine Cycle 500 kW yang akan dibangun di PGE Area Lahendong di Tomohon, Sulawesi Utara.

Eko Agung Bramantyo, Direktur Operasi PGE, mengatakan bahwa pengoperasian PLTP tersebut sekaligus mendukung program green energy serta cost saving operational expenditure (Opex). Adapun instalasi pembangkit Binary berkapasitas 1 x 500 kW Net ini direncanakan menggunakan fluid kerja R1233zd(E) yaitu refrigerant non-flammable yang ramah lingkungan.

“Proyek ini ditargetkan akan terlaksana 100% dan siap dioperasikan pada Desember 2021,” kata Eko, dalam kick off meeting yang digelar secara daring, akhir pekan lalu.

Proyek ini dijalankan dengan skema Quick Win untuk mencapai Fast Delivery Project. Skema ini dilakukan oleh PGE untuk menyiasati pelaksanaan proyek di tengah kondisi pandemi agar tetap On Time, On Budget, On Scope, On Revenue (OTOBOSOR).

Saat ini Indonesia berada pada rangking kedua pengembangan panas bumi di dunia dengan total kapasitas terpasang sebesar 2.133 MW, dan kontribusi dari Wilayah Kerja PGE sebesar 88% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, yang terdiri dari 672 MW yang dioperasikan sendiri dan 1.205 MW yang dilaksanakan melalui Kontrak Operasi Bersama.

Dari 672 MW yang dioperasikan oleh PGE, dibangkitkan dari dari 6 Area yaitu Area Lahendong – Sulawesi Utara dengan kapasitas terpasang sebesar 120 MW, Area Kamojang – Jawa Barat dengan kapasitas terpasang sebesar 235 MW, Area Ulubelu – Lampung dengan kapasitas terpasang sebesar 220 MW, Area Karaha – Jawa Barat dengan kapasitas terpasang sebesar 30 MW, Area Lumut Balai – Sumatera Selatan dengan kapasitas terpasang sebesar 55 MW dan Area Sibayak – Sumatera Utara dengan kapasitas terpasang sebesar 12 MW.(RA)