JAKARTA – Realisasi biaya operasi yang ditanggung negara (cost recovery) hingga November 2018 mencapai US$10,9 miliar (unaudited), melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dipatok sebesar US$10,1 miliar.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) sebelumnya telah memperkirakan cost recovery sampai akhir tahun bisa mencapai US$ 11,7 miliar.

Tingginya cost recovery juga diikuti penerimaan negara yang justru melesat. Realisasi penerimaan negara secara total mencapai US$15,9 miliar, melampaui target APBN yang dipatok sebesar US$11,9 miliar atau sudah 133% dari target.

Wisnu Prabawa Taher, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, mengatakan hingga November ada beberapa proyek hulu migas yang sudah onstream. Lima proyek diantaranya, Blok A di Aceh, SP di ONWJ.

“Dan yang paling baru adalah pembangunan Gathering Station di Pertamina EP Field Bunyu,” kata Wisnu, Kamis (13/12).

SKK Migas berharap menjelang akhir tahun 2018 akan ada satu proyek yang onstream yaitu fasilitas produksi Lica di Medco Rimau, Sumsel, sehingga diperkirakan sepanjang tahun 2018 dapat terealisasi enam proyek hulu migas yang onstream dengan total estimasi investasi US$ 346 juta.

“Serta dapat memberikan kontribusi tambahan produksi pada masa plateau atau puncak nya total sebesar 34 ribu barel ekuivalen per hari,” tandas Wisnu.(RI)