JAKARTA – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan bisnis hulu migas Pertamina yang merupaka bisnis utama perusahaan membutuhkan dana sangat besar untuk bisa terus tumbuh ditengah peningkatan kebutuhan energi. Dengan keterbatasan kemampuan finansial yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) sebagai induk holding dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina maka Initial Public Offering (IPO) atau melantai bursa jadi solusi terbaik untuk mengumpulkan pundi-pundi sebagai modal.

Pahal N Mansury, Wakil Menteri I BUMN, menyatakan hingga kini pinjaman atau debt yang dimiliki oleh PHE kurang lebih kisarannya US$4,5 miliar. Jumlah utang sebesar itu dikombinasikan dengan kebutuhan dana investasi dalam beberapa tahun ke depan tentu jumlahnya sangat besar dan tidak akan bisa ditanggung dengan kekuatan pendanaan internal perusahaan maupun holding.

“Saat ini total kebutuhan pendanaan dalam bentuk capex (capital expenditure) dalam tiga tahun 2022-2024 sekitar US$15 miliar. jadi US$15 miliar, utang US$4,5 miliar. Ini yang kita lihat suatu kebutuhan bagi PHE untuk bisa kumpulkan dana ekuitas. karena kalau terlalu bergantung ke utang juga nggak bagus,” jelas Pahala beberapa waktu lalu di komplek parlemen.

Menurut Pahala, melalui IPO maka bisa membantu struktur keuangan dan modal PHE kedepan yang selama ini bergantung dari holding Pertamina. Hal tersebut positif bagi bisnis Pertamina secara keseluruhan lantaran diperlukan modal yang tidak sedikit bagi sektor bisnis Pertamina lain, misalnya di bisnis hilir.

“Karena saat ini selain dari PHE, holding kan juga harus memberikan dukungan kepada hilir seperti Pertamina Patra Niaga sebagai subholding di hilir yang memang saat ini dengan kondisi di mana harga minyak yang cukup tinggi sementara mengenai kompensasi juga mungkin pembayaran dilakukan secara periode sehingga butuh adanya pinjaman juga ke hilir untuk bisa melakukan distribusi dari BBM dan ini priroitas kita supaya penyediaaan distribusi BBM ke masyarakat tidak ada kendala,” jelas Pahala.

Nilai valuasi PHE mencapai US$100 miliar. Menurut Pahala saat ini manajemen sedang bekerja untuk meningkatkan kinerja operasi maupun keuangan. Rencananya PHE akan melepas maksimal 15% sahamnya.

“Saat ini progress dari IPO PHE sudah memilih advisor baik itu legal dan finance sudah selesaikan laporan keuangan untuk Juni untuk audit sudah sertifikasi dari reserve yang jadi bagian penting untuk IPO hulu migas,” ungkap Pahala.