BALI – Target pemerintah untuk kembangkan proyek Carbon Capture Utilization Storage (CCUS) semakin jadi kenyataan melalui kesepakatan yang terjalin antara British Petroleum (BP) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) untuk membangun fasilitas CCUS di Tangguh yang dikelola oleh BP.

“Kami berencana untuk membangun CCUS pertama di Indonesia. Proyek ini dinamakan Vorwata CCUS yang hari ini kesepakatan kepastian pembangunannya kami sepakati hari ini,” kata Nader Zaki, President Director BP Berau Ltd, di Bali, Senin (29/11).

Proyek CCUS milik BP akan memiliki kapasitas 4 metrik ton CO2 per tahun. Nantinya, di fasilitasi tersebut CO2 yang dihasilkan dari proses pengeboran diinjeksikan kembali ke resevoir. Sehingga melalui teknologi Enhanced Gas Recovery (EGR) BP menargetkan akan ada penambahan cadangan gas menjadi 520 BCF di 2045 mendatang.

Proyek senilai US$2-3 miliar ini akan mendukung perusahaan untuk menjadikan Tangguh LNG Plant sebagai lapangan yang paling rendah emisinya di 2026 mendatang. Melalui proyek ini, perusaahan bisa mengeleminasi 90 persen beban emisi dalam resevoar.

“Melalui signing hari ini menjadi wujud komitmen BP dan partners dalam mendukung produksi nasional dan juga menekan emisi karbon,” ungkap Nader.

Fatar Yani Abdurrahman, Wakil Kepala SKK Migas, menjelaskan dengan penandatanganan MoU ini maka percepatan kajian pembangunan CCUS memiliki rencana yang jelas. Durasi MoU sendiri adalah selama satu tahun sehingga ditargetkan fasilitas ini sudah rampung 2026-2027.

“Jadi ada diskusi teknik proses percepatan Final Investment Decision (FID) harapannya 2026-2027. CCUS ini baru jadi harus kita pelajari lagi,” jelas Fatar Yani. (RI)