JAKARTA – Kegiatan operasional PT Freeport Indonesia di Mimika, Papua, dipastikan tidak terganggu pasca terjadinya aliran material yang melanda tambang bawah tanah yang telah menyebabkan empat pekerja menjadi korban.

Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan telah menerima laporan atas insiden tersebut. Kejadian di area pertambangan Freeport bukan longsor,  melainkan adanya aliran lumpur yang disebut mud flow yang biasa terjadi di area tambang. Hanya saja kebetulan aliran tersebut melalui jalur pengangkutan batuan bijih besi.

“Itu terjadi di tambang dalam. Dengan adanya luncuran lumpur, pasti mengganggu. Tapi, operasional secara keseluruhan tidak terganggu,” kata Bambang di Kementerian ESDM, Kamis (4/4).

Riza Pratama, Juri Bicara Freeport, mengatakan insiden terjadi pada Rabu sore (4/4) dimana material jatuh dari jalur pengangkutan batuan bijih di area Ore Bin 6, Mile Post 74, Tembagapura, ketika perbaikan sedang dilakukan pada sebuah feeder di area tersebut.

Dua dari empat pekerja berhasil ditemukan dalam keadaan selamat dalam keadaan  luka-luka dan langsung dievakuasi dan dilakukan perawatan di rumah sakit oleh pihak medis.

Masih ada dua korban yang masih dalam pencarian tim penyelamat. Secara paralel, tim dari Freeport bersama pihak terkait juga langsung melakukan investigasi mencari tahu penyebab kejadian.

“Para petugas geo engineering dan inspektur tambang tengah dan akan melakukan investigasi di lokasi kejadian,” kata Riza.

Menurut Agung Pribadi Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, proses investigasi oleh inspektur tambang masih dilakukan dan hasil investigasi diharapkan bisa segera diperoleh.

“Mudah-mudahan selesai dalam waktu dekat, sehingga bisa diketahui dengan pasti penyebab kejadian dan ditetapkan langkah-langkah ke depan untuk menghindari kejadian yang sama,” tandas Agung.(RI)