Air Martabe

Pengaliran air sisa produksi Tambang Emas Martabe ke Sungai Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

JAKARTA – Belum puas dengan pembuktian lewat minum bersama, Manajemen Tambang Emas Martabe membawa sampel air sisa proses produksinya untuk diperiksa pada tiga laboratorium di Jakarta, Bogor, dan Serpong – Tangerang, Banten.

Presiden Direktur Tambang Emas Martabe, Peter Albert mengungkapkan, langkah membawa sampel air sisa proses produksi itu ke tiga laboratorium di Jakarta, Bogor, dan Serpong ini, merupakan wujud transparansi kinerja perusahannya. Di tiga laboratorium independen itu, air sisa proses produksi Tambang Martabe akan kembali diuji.

Pengujian air sisa produksi di tiga laboratorium itu, juga merupakan rekomendasi rapat Forum Koordinasi Pemerintah Daerah (FKPD) Sumatera Utara, pada 14 November 2012. Hasil pemeriksaan atau pengujian di tiga laboratorium independen itu, akan dapat dilihat dalam 14 hari kerja.

Tiga laboratorium independen yang akan menguji air sisa produksi Martabe adalah laboratorium PT Intertek Utama Services di Jakarta Timur, laboratorium PT Analytical Laboratory Service (ALS) Indonesia di Bogor, dan laboratorium Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (Sarpedal) di Puspiptek Serpong.

Laboratorium Sarpedal merupakan laboratorium dibawah pengawasan langsung Kementerian Lingkungan Hidup. Manager Public Relation Tambang Emas Martabe, Katarina Hardono memastikan, sampel air sisa produksi Martabe itu tiba di Jakarta pekan ini.

Beberapa perwakilan masyarakat lingkar tambang didampingi pejabat Pemerintah Propinsi dan Kabupaten maupun instansi yang tergabung dalam FKPD Sumatera Utara serta media massa akan turut serta memantau perjalanan botol air sampel hingga diserahkan ke laboratorium penguji.

“Kami berharap para perwakilan ini dapat menyampaikan informasi yang benar kepada pihak-pihak lain di sekitarnya, sehingga tercipta kerjasama harmonis yang mendorong Tambang Emas Martabe terus menjalankan perannya, sebagai bagian dari strategi pemerintah MPE3I demi pembangunan negeri ini,” kata Peter lagi.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Peter berharap tidak ada lagi informasi sesat, yang menuduh air sisa proses produksi Tambang Emas Martabe beracun. Karena memang sejak awal, pengaliran air sisa produksi Tambang Emas Martabe ke sungai Batangtoru di Tapanuli Selatan, didesain sama sekali tidak berbahaya bagi lingkungan.

Pengaliran air ini adalah bagian tak terpisahkan dari tahap commissioning atau uji coba yang sedang dijalankan G-Resources Martabe, untuk memastikan kesiapan seluruh fasilitas pengolahan bijih emas mulai dari pabrik, Instalasi Pemurnian Air, pipa, penampungan, serta fasilitas lain yang telah dibangun dengan standar kualitas internasional.

Tambang Emas Martabe diproyeksikan menjadi usaha bisnis dan kontributor kunci yang akan menciptakan berbagai peluang dan keuntungan bagi masyarakat lokal, baik di Tapanuli Selatan maupun Sumatera Utara, dan Indonesia pada umumnya.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)