JAKARTA – Para produsen batu bara yang tergabung dalam Asosiasi Pertambangna Batu bara Indonesia (APBI) mendukung pemerintah dalam rangka memperbaiki pola dan tata kelola distribusi batu bara untuk kebutuhan dalam negeri khususnya untuk kebutuhan pembangkit listrik. Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif APBI, mengatakan pada dasarnya seluruh produsen batu bara yang tergabung dalam APBI memiliki komitmen bersama untuk mendukung berbagai program pemerintah, khususnya dalam hal pasokan batu bara.

APBI juga telah mendapatkan informasi terkait adanya larangan ekspor batu bara oleh pemerintah yang diinisiasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dari 34 perusahaan yang ada di daftar tersebut, ada empat perusahaan yang merupakan anggota APBI-ICMA. “Setahu kami keempat perusahaan tersebut juga secara terpisah telah memberikan komitmen ke pemerintah untuk menyelesaikan kewajibannya sebelum surat dirjen diterbitkan,” ujar Hendra kepada Dunia Energi, Selasa (10/8).

APBI menilai larangan ekspor sebagai sanksi yang dijatuhkan merupakan kewenangan pemerintah sebagai regulator untuk memastikan perusahaan-perusahaan agar melaksanakan komitmen pasokan ke PLN.

“Sebagai asosiasi, kami dari awal juga mendukung upaya pemerintah untuk memberi sanksi tegas bagi pihak yang wanprestasi, tidak hanya bagi pemasok yang merupakan produsen batu bara tetapi juga pemasok yang adalah perusahaan trader,” tegas Hendra.

Namun demikian dia mendorong agar tata kelola alur distribusi pasokan batu bara nasional dibenahi secara menyeluruh termasuk dari sisi hilir atau dari segi konsumen.

Menurut Hendra, para supplier batu bara juga mengnginkan agar pemerintah mendorong agar pihak pengguna batu bara dalam hal ini PLN untuk segera melakukan perbaikan secara menyeluruh, baik dari segi administrasi pembayaran kepada supplier, infrastruktur di jetty untuk proses unloading batu bara, pengaturan stok inventory secara cermat dan lain-lain.

“Kami juga senantiasa mendorong agar dilakukan perbaikan secara struktural agar masalah kelangkaan pasokan seperti ini tidak terulang lagi kedepannya,” ungkap Hendra.(RI)