JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sepanjang tahun 2021 mencatatkan produksi nikel dalam matte mencapau 65.388 ton. Realisasi tersebut lebih rendah atau turun 9,4% dibandingkan dengan realisasi produksi pada tahun 2020 yakni 72.237 ton.

Febriany Eddy, Direktur Utama Vale Indonesia, mengungkapkan produksi tahun lalu mengalami koreksi lantaran adanya eksekusi rebulid furnace 4 sejak bulan pada Desember. Namun demikian menurut dia realisasi tahun lalu sebenarnya sudah melebihi target yang dipatok manajemen.

“Kami mencapai produksi tahunan yang lebih tinggi dari apa yang kami targetkan sebelumnya, hal ini disebabkan oleh penundaan eksekusi pembangunan kembali tanur listrik 4 yang semula dijadwalkan untuk mulai pada November menjadi Desember tahun ini,” kata Febriany (11/2).

Manajemen memperkirakan menjelaskan rebulid furnace 4 akan berdampak pada operasional produksi Vale Indonesia Tbk yang tahun ini dikisaran 64.000 ton.

Rebuild furnace 4 pada 14 Desember mendatang dalam rangka perawatan skala besar dalam mendukung rencana produksi perseroan mencapai 90 kilo ton per tahun pada tahun 2023.

Wafir, Senior Project Manager Vale Indonesia mengatakan, Rebuild Furnace 4 dilakukan sesuai dengan strategi perusahaan dalam keberlanjutan operasi.

“Perawatan skala besar ini sejalan dengan target perseroan untuk meningkatkan produksi pada 2023 sebesar 90 kilo ton per tahun. Proses pengerjaan Rebuild Furnace 4 ditarget selesai dalam lima bulan,” kata Wafir.

Rebuild Furnace 4 terbagi dalam enam fase yakni terdiridari Detail Engineering Design yang dilakukan pada Oktober 2019, kemudian dilanjutkan procurement digelar pada Mei 2020 hingga Desember 2021, aktivitas pre- shutdown dilakukan selama Februari-November 2021. Dilanjutkan dengan shutdown Desember 2021 hingga Mei 2022. Proses selanjutnya setelah dilakukan planned shutdown adalah heating up dan ramp up pada Juni-Agustus 2022 dan project hand over September 2022. (RI)