JAKARTA – PT Energi Mega Persada Tbk. (EMP) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2019 dengan raihan pendapatan US$ 334 juta dan laba bersih US$28 juta.

Raihan positif kinerja keuangan tersebut tidak lepas dari realisasi kinerja operasional perusahaan. Dalam catatan manajemen, sepanjang tahun lalu rata-rata produksi minyak sebesar 2.362 barel per hari (bph) atau naik 33% dari realisasi rata-rata pada tahun 2018 yakni 1.780 bph.

Produksi gas juga meningkatkan 17% menjadi 154 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dibanding 2018 sebesar dari 132 mmscfd.

Edoardus Ardianto, Chief Financial Officer EMP, mengatakan perusahaan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 22% dikarenakan kinerja produksi yang baik tahun lalu. “Kami juga terus melunasi utang perusahaan (menurun 32%) yang berdampak pada penurunan beban bunga dan likuiditas EMP yang membaik,” kata Eduardo dalam keterangan resmi Energi Mega, Selasa (31/3).

Untuk tahun ini, manajemen Energi Mega mengakui tantangan lebih berat akibat anjloknya harga minyak dunia di awal tahun. Terlebih dengan adanya wabah virus Corona atau Covid-19.

Syailendra S. Bakrie, Chief Executive Officer EMP mengungkapkan bahwa manajemen memberikan perhatian khusus atas risiko penyebaran covid-19 yang berdampak terhadap pelemahan harga minyak dunia dan krisis global ekonomi. “Hal ini dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan,” ujarnya.

Namun demikian, dia menuturkan bahwa perusahaan cukup beruntung karena lebih dari 90% dari jumlah cadangan dan produksi Energi Mega tahun lalu merupakan gas bumi. “Kontrak gas kami memiliki jangka waktu yang lebih panjang dan harga jual yang lebih konsisten sehingga dapat merupakan mitigasi atas harga minyak yang lebih berfluktuasi,” jelas Syailendra.

Untuk penanganan mitigasi Covid-19, Adinda A. Bakrie, Chief Communication Energi Mega, mengatakan perusahaan pekan lalu telah menyampaikan penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia dan OJK mengenai langkah-langkah yang diambil  untuk mengantisipasi risiko penyebaran Covid-19.

Langkah-langkah yang disiapkan,
termasuk diantaranya memberlakukan bekerja dari rumah (untuk setiap pekerja) yang ditunjang oleh infrastruktur IT yang layak. Serta mendirikan command centre agar perusahaan dapat menjalankan crisis
management dan business continuity management apabila diperlukan.

“Energi Mega juga memberikan dukungan teknis dan administratif kepada blok-blok migasnya untuk memastikan kelancaran produksinya,” kata Adinda.(RI)