JAKARTA— PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO), bagian dari Subholding Pertamina New & Renewable Energy, secara resmi mengumumkan raihan positif dari penerbitan obligasi berwawasan hijau (green bonds) di pasar global.

Green bonds PGE berhasil membukukan US$400 juta atau sekitar Rp5,9 triliun pada 27 April 2023. Dana tersebut digunakan PGE untuk membiayai kembali (refinancing) proyek-proyek pengembangan sumber daya panas bumi yang telah dilakukan guna menyediakan akses ke energi bersih dan ramah lingkungan yang andal dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

Dari nilai penerbitan green bonds ini PGE berhasil mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 8,25 kali atau senilai US$3,3 miliar. Sentimen positif yang diperoleh menunjukkan kepercayaan investor terhadap potensi investasi di sektor panas bumi pada khususnya dan energi terbarukan (EBT) di Indonesia. “Antusiasme yang tinggi ini juga semakin mengukuhkan komitmen kami dalam mengembangkan potensi energi hijau di Indonesia,” ujar Nelwin Aldriansyah, Direktur Keuangan PGE, dalam keterangan  tertulis, Senin (22/5/2023).

Sejalan dengan komitmen perusahaan, penerbitan green bonds ini merupakan upaya PGE dalam mendukung asas keberlanjutan melalui green economy.

Green bonds PGE berhasil membukukan US$400 juta atau sekitar Rp5,9 triliun pada 27 April 2023. Dana tersebut digunakan PGE untuk membiayai kembali (refinancing) proyek-proyek pengembangan sumber daya panas bumi yang telah dilakukan guna menyediakan akses ke energi bersih dan ramah lingkungan yang andal dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

Nelwin mengatakan penggunaan dana untuk refinancing sudah sesuai dengan Eligibility Criteria yang telah ditetapkan dalam Green Financing Framework PGE. Framework ini sudah selaras dengan Green Bonds Principles 2021, Green Loan Principles 2021, dan ASEAN Green Bonds
Standards 2018.

Green bond PGE menjadi bond premium di pasar sekunder yang tercatat pada Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST) atau Bursa Efek di Singapura. Bunga yang didapatkan green bond PGE pun sangat kompetitif, yakni sebesar 5,15%. “Persentase tersebut
menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis PGE,” ujar Nelwin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (22/5/2023.

Nelwin menambahkan secara fundamental PGE saat ini sudah memiliki dana yang kuat untuk tahapan awal pengembangan bisnis. Utamanya, kata dia, dalam hal pencapaian target tambahan kapasitas terpasang sebesar 600 MW dalam lima tahun ke depan. “Dana green bond ini menjadi stimulus yang akan memperkuat bisnis PGE ke depan,” ujarnya.

Bekal mendapatkan green bond PGE, lanjut Nelwin, dilatari oleh adanya status positif dari dua lembaga pemeringkat kredit internasional. Dari Moody’s rating, PGE berhasil mendapatkan peringkat Baa3 (Stable) dan BBB- (Stable) dari Fitch Rating. Kedua rating ini menunjukkan
bahwa PGE memiliki fundamental bisnis yang kuat sehingga memiliki proyeksi investasi yang menjanjikan di masa depan. (DR)