JAKARTA – Volume penjualan batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) selama periode sembilan bulan 2018 naik 7,8% menjadi 18,5 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu 17,2 juta ton. Peningkatan penjualan terutama didorong tingginya ekspor batu bara perseroan.

“Volume penjualan ekspor batu bara selama sembilan bulan naik hingga 39% dibanding periode yang sama 2017. Harga jual rata-rata juga naik 13%,” kata Arviyan Arifin, Direktur Utama Bukit Asam di Jakarta, Rabu (14/11).

Volume penjualan batu bara ekspor periode Januari-September 2018 lebih rendah dibanding penjualan batu bara domestik. Namun apabila dibandingkan dengan volume penjualan batu bara ekspor periode Januari-September 2017 justru meningkat cukup signifikan, menjadi 8,6 juta ton dari 6,2 juta ton.

Pencapaian tersebut merupakan salah satu strategi manajemen dalam memanfaatkan momentum penguatan harga batu bara global, pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan peningkatan permintaan batu bara, khususnya dari China akibat kurangnya pasokan batu bara domestik selama musim panas yang ekstrim. Selain itu, di India, produksi masih belum mampu memenuhi kebutuhan domestik hingga peningkatan permintaan dari Korea Selatan.

Arviyan menambahkan, pada 2018 Bukit Asam menargetkan untuk meningkatkan volume penjualan menjadi sebesar 25,88 juta ton dengan komposisi 53% atau 13,74 juta ton untuk pasar domestik dan 47% atau 12,15 juta ton untuk pasar ekspor. Secara total, target penjualan 2018 meningkat sebesar 2,25 juta ton atau 10% dibanding realisasi 2017 sebesar 23,63 juta ton.

“Peningkatan target penjualan ditopang rencana penjualan ekspor untuk batu bara medium to high calorie ke premium market. Selain itu, demand batu bara juga menunjukkan growth yang positif khususnya di wilayah ASEAN, dimana pada wilayah ini akan beroperasinya sejumlah PLTU baru,” kata Arviyan.(RA)