JAKARTA – Tim Pertamina dari Universitas Pertamina keluar sebagai Juara Pertama dalam lomba debat mahasiswa tingkat nasional yang digelar Dunia Energi. Kemenangan Tim Pertamina diraih setelah pada babak final berhasil mengungguli tim Santai Well dari Institut Teknologi PLN.

Hidayat Tantan, Direktur Utama PT Visi Dunia Energi, menyatakan Tim Pertamina berhasil menjadi juara dengan keunggulan sangat tipis. menurutnya hal itu menunjukkan kemampuan para finalis sebenarnya setara dan punya pemahaman komperehensif terhadap tema-tema debat yang disiapkan panitia. “Pemahaman tema debat tentang transisi energi berhasil dikuasai dengan baik oleh para peserta. Namun dewan juri tetap harus memilih mana yang lebih unggul dari berbagai parameter yang telah ditetapkan,” kata Tantan saat membuka acara debat di Ruang Udaya, Graha Elnusa, Rabu (5/2).

Sebelum bertemu Santai Well, Tim Pertamina melaju ke babak final setelah mengungguli Tiryata dari UPN Veteran Jakarta. Sementara Santai Well, IT PLN sukses mengalahkan Sigmaxxim dari Universitas Diponegoro. Tiryata UPN Veteran Jakarta dan Sigmaxxim Universitas Diponegoro ditetapkan sebagai pemenang juara 3 bersama.

Dewan juri yang terdiri dari Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, lalu Ali Ahmudi Achyak, Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies (CESS), Rachman Ridatullah, Dosen Program Studi Manajemen Produksi Media, Fikom Universitas Padjadjaran serta juri tamu, Hudi Suryodipuro juga mengakui kemampuan para peserta membuat tim juri bekerja ekstra dalam memberikan penilaian.

Ali Ahmudi Achyak, Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies (CESS), menyatakan keempat tim yang berlaga hari ini sudah mampu menunjukkan kemampuan luar biasa dalam berdebat dan penguasaan tema dari debat. “Penilaian sangat ketat dan perbandingannya tipis sekali,” ujar Ali.

Hudi D. Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas yang bertindak sebagai juri tamu dari pemerintah dan praktisi sektor energi mengapresiasi acara lomba debat seperti yang digelar Dunia Energi karena bisa menjadi ajang sosialiasi mengenai seperti apa kondisi sektor energi Indonesia dan dunia pada umumnya sekarang ini. “Selain itu kepada adik-adik mahasiswa, juga menjadi ajang para mahasiswa untuk beradu argumentasi terkait konsep2 mereka menyikapi tantangan Sumber Daya Alam ke depannya. Semoga bisa diteruskan ke depannya,” kata Hudi.

Ada enam tema yang dikupas secara mendalam para peserta debat di babak empat besar mulai dari penggunaan energi fosil di era transisi energi, peran perbankan dalam membiayai pengembangan green energy, peran Sumber Daya Manusia dalam transisi energi Indonesia, Kebijakan pemerintah dalam wujudkan ketahanan energi, pengembangan Energi Baru Terbarukan, serta hilirisasi yang saat ini dikejar pemerintah.

Lana Saria, Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam, mengungkapkan Generasi yang akan datang memiliki peluang dalam mewujudkan kebijakan energi yang jauh lebih baik sesuai dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, yang seimbang antara kebutuhan ekonomi dan tanggung jawab lingkungan dan relevan dengan kondisi yang tengah dihadapi.

Pemerintah kata Lana berharap melalui debat ini, para peserta tidak hanya menunjukkan kecakapan berbicara dan berargumentasi, tetapi juga mampu memperlihatkan pemahaman mendalam tentang isu-isu energi yang kompleks. Semoga acara ini dapat melahirkan pemikiran-pemikiran visioner yang bermanfaat bagi kemajuan dunia energi di masa mendatang.

“Saya tentunya meyampaikan terima kasih kepada Dunia Energi selaku penyelenggara acara ini beserta peserta dari berbagai Perguruan Tinggi yang berpartisipasi dalam mewujudkan acara ini. Kami juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan karena inisiasi acara ini turut mengobarkan semangat kita bersama ditengah tantangan ditengah berbagai target yang kita upayakan,” jelas Lana.