JAKARTA – Kinerja keuangan PT Freeport Indonesia (PTFI) sepanjang tahun 2025 diperkirakan akan mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini seiring dengan adanya penurunan produksi tembaga serta emas yang merupakan komoditas utama penyumbang pendapatan perusahaan.
Tony Wenas, Direktur Utama PTFI, menyatakan realisasi pendapatan Freeport pada tahun 2024 itu US$11,4 miliar atau sekitar Rp170an triliun, sementara tahun ini diproyeksikan akan ada penurunan tipis dari sisi pendapatan. “Rencana di 2025 masih akan sekitar US$11,2 miliar,” kata Tony saat rapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (13/3).
Freeport kata Tony juga akan terus mengalami penurunan pendapatan pada tahun depan menjadi sekitar US$ 10 miliar. Sementara untuk laba bersih tahun lalu tercatat sebesar US$4,1 miliar. Untuk tahun 2025 ini realisasi laba bersih diperkirakan akan alami penurunan sekitar 9,7%.
“Tahun ini dikira-kirakan US$3,7 miliar karena memang tadi angka produksinya mengalami penurunan karena kadar,” ungkap Tony.
Sementara itu, sepanjang tahun lalu tembaga yang diproduksi total sebesar 1,8 miliar pound maka pada tahun ini turun sekitar 7% menjadi 1,67 miliar pound.
Produksi emas sepanjang tahun ini juga dipastikan merosot. Tahun 2024 total produksi emas Freeport mencapai 1,84 juta ounces atau sekitar 56 ton. Untuk tahun ini produksi emas diproyeksikan anjlok 9,7% ke posisi 1,665 juta ounces. Bahkan penurunan juga diperkiraka akan terus berlanjut di tahun depan.
“Tahun ini sekitar 1,665 juta ounces atau sekitar 48 atau 50 ton rencananya. Dan demikian juga di tahun 2026 sekitar 1,4 juta ounces,” ujar Tony.
Komentar Terbaru