JAKARTA – PT J Resources Asia Pasifik,Tbk (PSAB) terus mengembangkan sejumlah asset yang dimiliki. Setiap tahun, perusahaan  mampu memproduksi 170 koz emas. Sampai 20 Juni 2020, total cadangan emas perusahaan mencapai 4,6 juta ounces sementara sumber daya mencapai 9,2 juta ounces. Perusahan optimis, dapat mengembangkan aset-aset yang dimilikinya.

PSAB memiliki tiga tambang yang sedang berproduksi yakni tambang Penjom, Malaysia, Tambang Bakan, Sulawesi Utara yang dikelola PT J Resources Bolaang Mongondow (PT JRBM). Ketiga, Tambang Seruyung,Maluku Utara yang dikelola PT Sago Prima Pratama (PT SPP). Dari ketiga tambang tersebut, perseroan berhasil membukukan produksi sebesar 170 koz emas per tahun.

“Semuanya kami bangun sendiri sejak awal mulai dari eksplorasi sampai tahapan produksi. Ini dimungkinkan karena kami memiliki SDM yang berkualitas baik geologis maupun metalurgis,” kata  Presiden Direktur PSAB Edi Permadi, saat menjadi salah satu pembicara di acara Indonesia’s Explores- Developer Collegium (IEDC) yang dilaksanakan Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI).

Selain tiga tambang yang berproduksi tersebut, ada juga beberapa asset yang sedang dalam tahap pengembangan dan tahap eksplorasi. Tambang Doup, di Sulawesi Utara saat ini sedang dalam tahap konstruksi. “Ini merupakan salah satu asset kami yang sedang dalam dalam tahap konstruksi. Karena pandemi covid, rencana produksi mundur dan ditargetkan pada awal tahun 2022 sudah siap produksi,” lanjut Edi.  Tambang Doup dikelola PT Arafura Surya Alam (PT ASA).

Kemudian ada juga asset yang dikelola PT Gorontalo Sejahtera Mining (PT GSM) yang merupakan pemegang Kontrak Karya (KK). PT GSM mengelola tiga Blok yakni Blok Pani, Blok Bulangitan dan Blok Bulagidun. Untuk Blok Pani menurut Edi juga dalam pengembangan. “Untuk Blok Pani saat ini sedang dilakukan revisi studi kelayakan (FS),” lanjut Edi.

Sementara Blok Bolangitan dan Bulagidun masih dalam tahap eksplorasi. Khusus Bulagidun, Pemerintah Daerah baru saja memberikan persetujuan perubahan status kawasan hutan dari Hutan Lindung menjadi Hutan Produksi. Selain emas, blok ini juga memiliki potensi tembaga. “Ini akan menjadi fase baru bagi J Resources sebagai produsen tembaga,” ucap dia.

Edi mengaku prospek pengembangan seluruh asset ini semakin prospektif seiring dengan trend kenaikan harga emas. “Kenaikan harga emas yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini turut membantu perusahaan mencatatkan kinerja positif dan dapat mengoptimalkan asset-aset perusahaan,” tandas Edi.

Hal ini juga dibenarkan Budi Santoso, Ketua Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI) yang juga merupakan geologis di PSAB. Ia menegaskan bahwa bagi PSAB eksplorasi merupakan bisnis inti perusahaan.

“Kegiatan eksplorasi itu penting untuk mendapatkan data cadangan dan sumber daya yang dari sana akan disusun mine planning. Namun demikian kegiatan eksplorasi tetap dilakukan tidak hanya diawal tetapi juga untuk mendapatkan cadangan baru setelah sebagian dieksploitasi,” terang Budi.(AP)