JAKARTA – Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau biasa disebut Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep bahwa perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah karyawan, pemegang saham, masyarakat, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Hal ini diungkapkan Dony Indrawan, Manager Communication Relations and CID Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Regional 3 Kalimantan saat menjadi pembicara dalam webinar bertema “Designing Excellent CSR Programs and Good Publications” yang diselenggarakan oleh Visi Dunia Energi bekerja sama dengan Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Padjadjaran, Rabu (2/3).

Menurut Dony, ada enam langkah yang penting dilakukan untuk merancang program CSR. Pertama adalah understand company and its bussiness. “Saya beserta tim di PHI Regional 3 Kalimantan yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina, bagian hulu yang memproduksi minyak dan gas (Migas), kalau bicara dampak yang terhubung dengan program CSR apa yang cocok, yang bisa lanjut terus tanpa hambatan, dan dapat dukungan yang diperlukan, maka kami harus paham bisnis perusahaan,” kata Dony.

Selain Dony, tampil sebagai pembicara dalam webinar adalah Vice President CSR PT PLN (Persero) Agus Yuswanta, Manager Kemitraan Pertamina Rudi Ariffianto, Pemred Dunia Energi Dudi Rahman dan Pendiri Yayasan Kumala Abah Dindin.

Menurut Dony, kerap terjadi kegiatan CSR hanya fokus pada program tanpa memahami apa yang akan dijalankan dan ingin dicapai perusahaan. Padahal dalam industri hulu migas, program CSR yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan adalah hal yang utama. Tidak dipungkiri perusahaan oil and gas menjadi sangat nyata kedekatannya dengan hal-hal berkaitan lingkungan.

Langkah kedua, lanjut dia, adalah understand CSR program in overall bussiness process. Dalam hal ini, untuk dapat keuntungan sesungguhnya dan keberlangsungan, maka perusahaan harus punya keunggulan. “Tetapi kita tetap perlu dapat dukungan dari pihak lain, seperti masyarakat sekitar, lembaga pemerintah, dan lainnya. Teman-teman CSR harus paham soal ini, agar bisa membawa para pemangku kepentingan untuk mendukung program-program yang kita lakukan, bisa memberikan persetujuan atas apa yang dilakukan dalam proses bisnis kita,” ungkap Dony.

Ia menambahkan pentingnya menjaga hubungan, kolaborasi dan sinergi dengan stakeholders. Penting bagaimana menyampaikan hal baik dari CSR. Dukungan dari karyawan juga penting untuk diperhatikan. Peran internal communication sangat dibutuhkan dalam hal ini. “Dukungan internal menjadi hal penting. Reputasi perusahaan juga menjadi hal penting,” kata Dony.

Langkah ketiga ada develop long term function strategy to lead a clear direction. Ini dilakukan untuk menjamin keberlangsungan. “Di divisi saya, tahun ini harus strong alignment. Tahun depan harus semakin ahli, kompeten. Pada 2024 kita gaspol memberi kinerja terbaik. 2025 creating new legacy. Dan 2026 start new horizon,” kata Dony.

Langkah berikutnya, align CSR program with needs and stakeholders expectation. Ini harus dipahami betul. Menjalankan CSR berdasarkan amanah dari perusahaan. Setiap keberadaan CSR harus memberikan value bagi para pemangku kepentingan, tetapi tetap harus sesuai arahan manajemen. Isu-isu penting yang dijalankan perusahaan harus bisa dipahami, sehingga bisa menghasilkan share value yang bisa dinikmati perusahaan dan pemangku kepentingan.

“Step kelima, conduct excellent execution of CSR program. Kita tidak mungkin memberikan program yang buruk. Dan step keenam, deliver effective communication and publication, messeging-nya harus clear, concise, and consistent. Penamaan program menjadi penting, ini semua perlu kreativitas,” ujar Dony.

Ia menekankan, agar menjadi seseorang yang nantinya mendesain program CSR yang bagus, membanggakan, efektif, bisa memperoleh untung bagi perusahaan, maka reputasi sangatlah penting. Karena pada dasarnya harus memiliki reputasi agar dapat bantuan, dukungan yang diperlukan. “Reputasi dibutuhkan dalam berinteraksi dengan pemangku kepentingan. Ketika barangnya sudah ok, maka selanjutnya dikemas dengan marketing yang baik yang bermanfaat bagi pemangku kepentingan,” kata Dony.(RA)