JAKARTA – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), operator di Wilayah Kerja (WK) Mahakam dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk usaha, menjalin sinergi dengan PT Pertamina Trans Kontinental dan PT Pertamina Gas (Pertagas) dalam Proyek Konversi Bahan Bakar Kapal menggunakan LNG melalui penerapan teknologi Diesel Dual Fuel (DDF).

Danar Dojoadhi, Pelaksana Tugas Harian Direktur Utama PHM, mengatakan PHM berbangga karena merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pertama yang mengembangkan teknologi DDF dalam sarana logistik lepas pantai. Jika berhasil, penerapan teknologi tersebut akan mengurangi biaya diesel kapal dalam kegiatan operasi hingga 30%.

“Saya meyakini inisiatif ini bisa berkontribusi dalam peningkatan efisiensi operasi di WK Mahakam, selain juga memanfaatkan sumber energi yang lebih bersih,” kata Danar usai penandatangan nota kesepahaman yang digelar secara virtual, Rabu (29/7).

Penandatanganan nota kesepahaman pertama antara Danar dan Nepos MT Pakpahan, Direktur Utama Pertamina Trans Kontinental yang mengatur antara lain PTK akan mengkonversi AHTS Trans Moloco dari diesel menjadi dual fuel LNG:HSD (60:40). Dan penandatanganan nota kesepahaman kedua antara Danar dengan Wiko Migantoro, Direktur Utama Pertagas. Di dalamnya diatur studi kelayakan transportasi LNG ISO Tank dari PT Badak LNG ke terminal pengisian LNG di jetty kapal PHM.

Menurut Chalid Said Salim, Direktur Utama PHI, inisiatif ini merupakan perwujudan sebuah inovasi yang memiliki value creation sangat signifikan, terutama sebagai wujud sinergi antar anak perusahaan PT Pertamina (Persero).  “Kerja sama ini merupakan milestone penting dalam sinergi unit usaha Pertamina dalam bidang logistik,” kata dia.

Sementara Mulyono, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, memberikan apresiasi kepada PHM, PTK dan Pertagas yang telah mendukung program pemerintah dalam mengurangi impor bahan bakar kapal HSD sehingga akan berkontribusi dalam penghematan devisa negara. “Saya mendorong agar pilot project ini dapat terus ditingkatkan dengan maksimal, sehingga nantinya seluruh kapal yang beroperasi di WK Mahakam dapat menggunakan bahan bakar LNG yang ramah lingkungan,” kata dia.

Arief S. Handoko, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, menyambut baik kolaborasi antar anak usaha PT Pertamina (Persero). Dia berkata penggunaan LNG untuk bahan bakar kapal ini sangat baik, apalagi Indonesia 2 memiliki cadangan gas yang cukup banyak dan akan mengurangi impor HSD. “Dalam konteks perubahan iklim, SKK Migas juga mendorong perubahan dari penggunaan minyak ke gas yang adalah clean energy,” katanya.

Langkah konversi dari diesel ke gas ini terangkum dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 128 K/70/MEM/2020 tentang Gugus Tugas Ketahanan dan Pemanfaatan Energi yang di antaranya memandatkan penyusunan langkah-langkah untuk mengkonversi penggunaan bahan bakar diesel ke gas alam.

Teknologi DDF menggabungkan penggunaan solar dan gas alam cair sebagai bahan bakar kapal. Dalam proyek ini PTK akan memodifikasi mesin pada AHTS Trans Moloco sebagai prototipe teknologi DDF yang diharapkan mulai dioperasikan pada Juli 2021. Bila proyek ini berhasil, maka akan dikembangkan ke fase industri pada kapalkapal lainnya yang dioperasikan di WK Mahakam. Di industri perkapalan, penggunaan LNG sebagai bahan bakar kapal sendiri sudah terbukti.(AT)