JAKARTA – Realisasi pembangunan Jaringan Gas Rumah Tangga (Jargas) 2020 melebihi target awal 127.864 sambungan rumah tangga (SR) dan terealisasi mencapai 135.286 SR di 23 kabupaten dan kota. Wahyudi Akbari, Kepala Sub Direktorat Perencanaan dan Pengadaan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan realisasi yang melampaui target sekitar 6% itu akibat adanya permintaan dari pemerintah daerah. Selain itu anggaran juga masih mencukupi.

“Peningkatan jumlah SR di beberapa daerah karena permintaan penambahan output oleh Pemda dan tersedianya anggaran, sehingga realisasinya naik hampir 6%,” kata Wahyudi, Jumat (4/12).

Pemerintah pada 2020 merencanakan pembangunan jargas sebanyak 127.864 SR dengan alokasi anggaran mencapai Rp 1,428 triliun. Awalnya, pemerintah berencana membangun 266.070 SR dengan anggaran sebesar Rp 3,029 triliun. Namun lantaran pandemi Covid-19 membutuhkan penanganan yang serius dan dari sisi anggaran diperlukan adanya refocusing untuk membantu penanggulangan wabah tersebut, maka pembangunan jargas berubah menjadi 127.864 SR.

Menurut Wahyudi, pemerintah memiliki target pembangunan jargas dalam RPJMN sebanyak empat juta SR pada 2024. Di sisi lain, hingga 2019 baru terbangun 400.269 sambungan rumah (SR) di 17 provinsi yang tersebar di 49 kabupaten dan kota. Agar target empat juta SR dapat tercapai, pemerintah menyiapkan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Pemerintah mengharapkan adanya dukungan stakeholder agar pembangunan dapat berjalan sesuai rencana. Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan jargas, antara lain pipa jargas melewati atau crossing dengan jalan, pipa melewati dan crossing dengan rel kereta api, sungai dan jembatan. Selain itu, pipa jargas berdampingan dengan utilitas lain seperti pipa PDAM, jaringan listrik dan telekomunikasi. “Tantangan lainnya, fasilitas jargas membutuhkan lahan untuk penempatan regulator sector (RS) dan Metering Regulator System (MRS),” kata Wahyudi.

Jargas merupakan salah satu proyek strategis nasional yang bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.

Keuntungan menggunakan jargas adalah harganya lebih murah dibanding LPG, emisi yang dihasilkan lebih ramah lingkungan dan tersedia setiap saat. “Sehingga tidak perlu keluar rumah mencari LPG dan kayu bakar,” kata Wahyudi.(RI)