JAKARTA – Pertamina Geothermal Energy Tbk langsung tancap gas setelah melantai bursa. Setelah beberapa tahun tidak mengikuti lelang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), tahun ini PGE kembali meramaikan bursa lelang WKP yang ditawarkan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Harris Yahya, Direktur Panas Bumi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM mengungkapkan PGE mengikuti lelang untuk dua WKP Sekaligus.

“PGE ikut di dua wilayah yang ditawarkan. WKP Way Ratai dan WKP Nage,” kata Harris kepada Dunia Energi (2/2).

WKP Way Ratai berlokasi di Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Luas wilayah kerjanya mencapai 70.710 haktar dengan total cadangan mungkin mencapai 100 Mega Watt electrical (MWe). Rencananya WKP Way Ratai akan dikembangkan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berkapasitas 55 MWe.

Sementara WKP Nage berada di Kabupaten Ngada,Provinsi Nusa Tenggara Timur. Setelah dilakukan pemboran dua sumur slim hole didapati data cadangan terduga di WKP Nage mencapai 46 MWe. Sementara rencana pengembangan PLTP di sana yakni sebesar 20 MWe.

Sebelumnya Dadan Kusdiana Dirjen EBTKE, mengungkapkan setelah melantai bursa, PGE harus bergerak cepat. Fokus utamanya adalah menambah kapasitas pembangkit panas bumi.

“PGE perusahaan panas bumi pertama di Indonesia yang go public, semoga bisa berikan signal positif untuk investor investasi panas bumi di Indonesia. Harus segera cepat bergerak, tambah install capacity pembangkit. Yang nanti akan jadi nilai tambah ekspansinya jadi kakau PGE nggak tambah kapasitas upaya ini ga ada gunanya. Hasil dari ini (IPO) harus segera dimanfaatkan. Dari angka 672 Megawatt (MW) harus tambah jadi 1200an MW,” kata Dadan.

PGE jadi satu dari dua unit bisnis Pertamina yang ditawarkan ke publik. Selain PGE ada PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang disiapkan untuk melantai bursa. Tujuannnya untuk mendapatkan dana segar guna melalui ekspansi di bisnis Energi Baru Terbarukan (EBT) serta investasi di sektor hulu migas.

PGE menawarkan 25% sahamnya ke publik dengan jumlah saham yang ditawarkan mencapai 10,35 miliar saham dengan masa pembentukan harga Rp 820-945 per saham. (RI)