JAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), induk usaha PT Amman Mineral Nusa Tenggara menargetkan Tambang Batu Hijau fase 7 akan  berproduksi pada 2022. Saat fase 7 mulai berproduksi, Amman Mineral akan menjadi kontributor terbesar pendapatan Medco.

Hilmi Panigoro, Presiden Direktur Medco Energi, mengatakan saat ini Amman belum optimal memberikan kontribusi kepada Medco, karena masih dalam pengembangan fase 7, yakni melakukan pengupasan tanah dan batuan di area open pit. Medco telah menggelontorkan investasi rata-rata mencapai US$3 juta per hari untuk kegiatan Amman Mineral pada fase 7.

“Amman sedang mengembangkan fase 7, itu fase baru, jadi investasi pit lebih besar. Hingga hari ini telah hampir US$3 juta sampai 2021,” kata Hilmi ditemui disela Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) di Jakarta, Rabu (14/8).

Fase 7 diperkirakan dapat mengekstraksi cadangan tembaga hingga 4,47 miliar pounds dan emas sebanyak 4,12 juta ounces.

Menurut Hilmi, saat Tambang Batu Hijau fase 7 sudah berproduksi,  kontribusinya akan sangat besar bahkan bisa melampaui kontribusi migas yang selama ini menjadi penopang bisnis utama Medco.

“Kan lagi menggali, mulai berproduksi 2022. Itu besar untungnya. Migasnya hari ini memberikan EBITDA US$1 miliar per tahun. Nanti kalau muncul (berproduksi batu hijau) bisa lebih besar dari itu (migas),” ungkap Hilmi.

Laba bersih Medco semester I 2019 tercatat turun 40,8% menjadi US$25,48 juta, dibanding periode yang sama 2018 sebesar US$43,1 juta. Beban penjualan umum dan administrasi serta beban pendanaan yang meningkat juga ikut menekan kinerja keuangan Medco.(RI)