JAKARTA – PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu memprediksi umur cadangan migas yang dikelolanya hanya tinggal kurang dari 10 tahun lagi. Umur cadangan minyak 9,7 tahun dan gas hanya 7,8 tahun. Ini dengan asumsi  tidak ada temuan cadangan terbukti baru yang siap diproduksikan.

Nanang Abdul Manaf, Direktur Utama Pertamina EP,  mengungkapkan Pertamina EP mengelola sumur-sumur migas tua yang sudah lama berproduksi, untuk itu berbagai strategi dan upaya penemuan cadangan baru harus terus dilakukan setiap waktu untuk menjaga umur perusahaan.

“Kalau kami enggak menemukan cadangan baru, maka umur produksinya tinggal 9,7 tahun lagi. Maka, betul sekali kami perlu diskusi kegiatan eksplorasi untuk menjaga produksi,” ujar Nanang di Komisi VII DPR,  Selasa (4/2).

Menurut Nanang, sejak 2012 Pertamina EP telah mengalami penurunan produksi secara alamiah atau decline rate diatas 26%. Hal ini terus meningkat, hingga 2015 yang mencapai 34% saat harga minyak jatuh.

Untuk tahun ini Pertamina EP sudah menyiapkan berbagai kegiatan eksplorasi. Selain melakukan survei seismik juga menargetkan akan melakukan 12 pengeboran sumur eksplorasi.

Empat strategi utama untuk terus menjaga umur sumur-sumur Pertamina EP diantaranya adalah dengan menerapkan konsep baru di mature area. Konsep tersebut adalah mencoba pengeboran melalui basis data cadangan yang ada. Kemudian pengeboran juga dilakukan di daerah frontier.

“Terutama di sulawesi, datanya juga masih sangat terbatas, kegatan juga sangat terbatas. Optimalisasi yang terbukti, jadi kami lakukan eksplorasi di intrafield,” ungkap Nanang.

Kemudian evaluasi pengeboran akan secara ketat dilakukan terutama pasca pengeboran jika memang ditemukan cadangan terbukti, maka perusahaan akan segera memonitisasi cadangan tersebut.

Kedua, perusahaan perlu melakukan evaluasi pengeboran. Pasca pengeboran jika memang ditemukan cadangan terbukti, maka perusahaan akan segera memonitize cadangan tersebut.

“Apakah perlu sumur appraisel atau perlu di POD kan. Sebagian spending kita untuk mendapatan cadangan baru low risk,” ujar Nanang.

Pertamina EP juga akan terus berupaya untuk meningkatkan rasio kesuksesan dalam eksplorasi hingga mencapai 30%, meningkat dari realisasi rata-rata sebelumnya hanya 10% – 20%.

Pertamina EP juga akan mulai fokus melakukan klasterasisasi dalam kegiatan operasinya. “Memaksimalkan clustering eksplorasi. Melalu portofolio lahan. Lalu kami juga melakukan peninjauan kembali dan penerapan kerja yang sama di eksplorasi,” kata Nanang.

Sepanjang tahun lalu lifting minyak Pertamina EP mencapai 82,194 barel per hari (bph) atau 96,7% dari target 85 ribu bph. Sedangkan gas realisasi hanya mencapai 749 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) atau 92,5% dari target 768 MMscfd.(RI)