JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Subholding Refining & Petrochemical sepanjang 2021 sukses mengejar pengerjaan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. Data perusahaan progres pengembangan kilang Balikpapan hingga awal bulan Februari sudah mencapai 48,05%.

“Atau ahead 0,72% dari target secara keseluruhan yakni termasuk dengan project Lawe-Lawe. Khusus untuk kilang Balikpapan saja ini progresnya sudah sekitar 50,79%,” kata Djoko Priyono Direktur Utama KPI di CNBC TV Indonesia, Rabu (23/2).

Untuk tahun ini, KPI kata Djoko menargetkan progres pengembangan bisa terealisasi cukup signifikan. “Untuk 2022 ini kami targetkan pencapaian RDMP Balikpapan sekitar 65% kita akan targetkan di akhir tahun,” ujar Djoko.

Pengembangan kilang Balikpapan akan kapasitas pengolahan dari 260 ribu barel per hari (BPH) menjadi 360 ribu BPH, kualitas produk untuk memenuhi kualitas setara Euro  V. Dengan revamping yang dilakukan, proyek RDMP Balikpapan diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas pengolahan crude (minyak mentah) agar mampu mengolah crude yang lebih sour. Proyek yang ditargetkan on stream pada 2024 ini akan menjadi salah satu proyek terbesar Pertamina yang memiliki spirit untuk menyokong ketahanan energi negeri.

Pada 2024, secara keseluruhan semua  unit proses di kilang Balikpapan ini mulai akan beroperasi dan memproduksi BBM dan petrokimia. Menurut Djoko, keberhasilan atas pencapaian ini juga ditunjang oleh beberapa faktor.

Pertama, keberhasilan mengawal kedatangan peralatan yang bersifat long lead item, peralatan utama dari proses pembangunan kilang RDMP ini.

Ini long lead item ini dikawal mulai proses procurement sampai dengan barang on set termasuk manufacturing di pabriknya. Tapi equipment ini bersifat spesifik, jadi perlu dilakukan manufacturing tidak dijual untuk umum. Jadi, ini di design dulu baru dipabrikasi,” jelas Djoko.

Kedua, upaya perusahaan memafaatkan SDM yang berkualitas yang beriorientasi pada pemberdayaan potensi lokal dan penggunaan peralatan dengan teknologi tinggi. Jadi, kata dia, meskipun dengan adanya pandemi ternyata dari pekerja SDM lokal cukup pintar dalam melakukan instalansi yang cukup dipandu dengan supervisi saja. (RI)