JAKARTA – Proyek Abadi Masela diperkirakan akan mundur dari target onstream awal pada tahun 2027. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mendorong agar keterlambatan proyek Masela tidak terlalu lama.

Benny Lubiantara, Deputi Perencanaan SKK Migas, mengungkapkan penyelesaian proyek Masela diproyeksi akan terlambat karena ada beberapa faktor pemicu. Salah satunya adalah isu emisi.

“Mundur dua tahun karena ada perubahan (rencana pengembangan) tadi. Termasuk Shell salah satunya,” kata Benny ditemui disela IPA Convention and Exhibition 2022, Kamis (22/9).

Menurut Benny, pihak Inpex sebagai operator melihat ada perkembangan terkini terkait isu emisi yang dihasilkan dari kegiatan operasi produksi gas Masela. Isu emisi ternyata dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap penjualan gas.

Untuk itu saat ini sedang disusun revisi rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) blok Masela dengan memasukkan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

Selain revisi PoD keterlambatan proyek Masela juga disebabkan oleh mundurnya Shell sebagai partner Inpex. Saat ini Shell diketahui tengah melakukan pembicaraan dengan beberapa perusahaan termasuk PT Pertamina (Persero) dalam rangka pengalihan hak partisipasi atau Participating Interest (PI).

“Inpex lihat ada perkambangn baru kalau nggak ada CCUS susah dijual. Kalau dia jualan gas kotor susah jualannya makanya masuk program CCUS. Same time ada divestasi Shell,” ujar Benny.

Agar tidak kembali molor, maka Benny berharap kesepakatan pengalihan PI Shell ke perusahaan baru bisa rampung paling lambat akhir tahun ini. “Makanya kita harap bisa selesai kesepakatan pada tahun ini, jadi biar langsung jalan lagi,” tegas Benny. (RI)