JAKARTA – ExxonMobil Cepu Limited, pengelola Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu merilis cadangan minyak terbukti yang tersisa untuk diproduksikan sebesar 823 juta barel. Louise McKenzie, President ExxonMobil Indonesia, mengatakan  sebagai hasil dari kajian teknis berkelanjutan, Exxon telah merevisi jumlah cadangan Banyu Urip hingga 450 juta barel minyak pada saat pendanaan penuh (full funding) dan baru-baru ini telah meningkat lagi hingga 823 juta barel minyak.

“Ini berarti kami berharap untuk memenuhi lebih dari dua kali lipat komitmen volume rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) awal. Ini merupakan hasil yang hebat dari semua pemangku kepentingan,” kata Louise, Selasa (24/12).

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), penambahan cadangan dalam satu tahun terakhir sekitar dua juta barel. Pada periode yang sama tahun lalu, jumlah cadangan Lapangan Banyu Urip sebesar 821 juta barel. Ini tentu jauh berbeda dari capaian di tahun sebelumnya atau pada 2018 yang mencatat penambahan cadangan mencapai 92 juta barel dari posisi sebelumnya sebesar 729 juta barel minyak.

Menurut Luise, hingga akhir tahun ini atau hingga 30 November 2019, Exxon telah mencapai produksi kumulatif dari Banyu Urip sebesar 357 juta barel minyak. Pencapaian tersebut telah mengakselerasi pendapatan untuk pemerintah Indonesia dan para mitra Blok Cepu. “Dengan capaian tersebut, berarti kami telah memenuhi komitmen cadangan terproduksikan dari rencana pengembangan awal, dalam waktu kurang dari setengah periode kontrak kerja sama,” kata Louise dalam keterangan tertulisnya.

Blok Cepu merupakan blok migas andalan Indonesia saat ini untuk memproduksi minyak. Rata-rata produksi mencapai lebih dari 200 ribu barel per hari (bph) atau hampir 25% dari produksi minyak nasional sebesar 750 ribu bph.

Lapangan Banyu Urip mulai berpoduksi pada 2015. Saat itu Banyu Urip mampu menghasilkan minyak sebanyak 85 ribu bph. Produksi minyak dari blok tersebut pun terus meningkat dan kini menembus di level 200 ribu bph.

Di Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Ltd. menguasai hak partisipasi 20,5%, Ampolex Cepu Pte Ltd 24,5%, PT Pertamina EP Cepu 45%, dan BUMD dari empat pemerintah daerah sebesar 10%. Keempat BUMD tersebut adalah PT Sarana Patra Hulu Cepu (Jawa Tengah), PT Asri Dharma Sejahtera (Bojonegoro), PT Blora Patragas Hulu (Blora), dan PT Petro Gas Jatim Utama Cendana (Jawa Timur).

Berdasarkan data SKK Migas, pada tahun ini, lifting minyak Blok Cepu ditargetkan sebesar 216 ribu bph. Sampai akhir September lalu, realisasi lifting minyak Blok Cepu tercatat telah melampaui target, yakni sebesar 216.011 ribu bph. Produksi minyak Blok Cepu ini naik dibandingkan realisasi sampai akhir tahun lalu sebesar 209 ribu bph. Produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip tidak akan ditingkatkan pada 2020 dengan pertimbangan kondisi reservoir dan lingkungan.

Fatar Yani Abdurrahman, Wakil Kepala SKK Migas, mengatakan tambahan produksi blok Cepu tidak akan melibatkan Lapangan Banyu Urip melainkam akan didukung Lapangan Kedung Keris. Lapangan Kedung Keris sudah mulai memproses minyak sebesar lima ribu bph dan bisa ditingkatkan menjadi 10 ribu bph. “Kedung Keris tujuannya ketika produksi Banyu Urip turun bisa diisi,” kata Fatar.(RI)