JAKARTA – PT Saka Energi Indonesia,  usaha sektor hulu PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) subholding gas anak usaha PT Pertamina (Persero) mencatat produksi migas mencapai 18,1 juta barel setara minyak (BOE) sepanjang 2018 atau setara dengan 49.613 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD).

Tumbur Parlindungan, Direktur Utama Saka Energi, mengatakan realisasi rata-rata produksi harian Saka turun tipis sekitar 3,4% jika dibanding dengan capaian pada 2017 yang mencapai 51.393 BOEPD.

Penurunan produksi disebabkan oleh berkurangnya blok migas yang ikut dikelola  Saka Energi mulai 2018. Ada dua blok migas yang dikembalikan kepada pemerintah karena kontrak bagi hasilnya telah berakhir pada tahun lalu, yakni Blok Southeast Sumatra (SES) dan Sanga Sanga. Kedua blok tersebut diserahkan dan kini dikelola Pertamina.

“Ada dua blok yang dikembalikan ke negara itu ada Sanga Sanga dan SES di kuartal ketiga 2018,” kata Tumbur di Jakarta, belum lama ini.

Kehilangan produksi dari dua blok, Saka Energi mendapatkan tambahan produksi dari hak partisipasinya di Muara Bakau yang menghasilkan gas. Saka memiliki hak partisipasi 11,666% dalam kontrak bagi hasil Muara Bakau yang dioperatori Eni yang menguasai PI 55%. Mitra lainnya di sana yakni Engie dengan hak partisipasi sebesar 33,334%.

“Setelah dikembangkan sejak 2015 perusahaan sekarang mendapatkan keuntungan dari Muara Bakau berupa kontribusi produksi sebesar 5,2 juta BOE dari total volume produksi Saka sepanjang tahun 2018 sebesar 18,1 juta BOE,” ungkap Tumbur.

Saka Energi membukukan laba bersih sebesar US$16,2 juta pada tahun lalu dibandingkan kerugian yang diderita pada 2017 sebesar US$93,7 juta. Raihan laba bersih seiring dengan peningkatan pendapatan sebesar 23,7% menjadi US$548,77 juta. Serta keberhasilan menekan beban pokok, sehingga turun 2,7% menjadi US$ 431,66 juta pada 2018.

Saka baru saja menemukan potensi cadangan minyak baru dari sumur eksplorasi Tambakboyo di blok Pangkah yang dioperatori oleh Saka Energi. Saka telah menggelontorkan investasi di sumur mencapai US$35 juta.

Selain itu ada dua pengembangan di blok Pangkah yakni lapangan Sidayu dan West Pangkah yang siap berproduksi pada tahun depan. Diharapkan pengembangan dua lapangan tersebut bisa menambah produksi minyak sekitar 7 ribu barel per hari dan gas 28 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).(RI)