JAKARTA – Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) berhasil melakukan produksi siap jual (lifting) ke-800 dari Wilayah Kerja (WK) atau  blok Cepu pada Selasa (24/5). Sebanyak 630 ribu barel minyak kargo milik Pemerintah Indonesia dan Pertamina akan dikirim melalui Floating Storage and Offloading (FSO) Gagak Rimang ke kapal Pertamina. Dengan lifting ke 800 ini, maka secara komulatif total produksi blok Cepu sejak dikembangkan tahun 2015 sudah mencapai 540 juta barel.

Kargo khusus ini akan dibawa ke STS Tuban dan dikirim ke Kilang Pertamina untuk mendukung kebutuhan energi Indonesia. Minyak dalam lifting tersebut diproduksi dari WK Cepu di Bojonegoro dan diproses di Fasilitas Pemrosesan Pusat Banyu Urip. Minyak kemudian dialirkan melalui pipa sepanjang 95 km ke Kecamatan Palang di Kabupaten Tuban, lalu ke FSO Gagak Rimang di lepas pantai Tuban, Jawa Timur.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas mengatakan lifting ke-800 ini menandai total akumulasi produksi lebih dari 540 juta barel minyak; secara signifikan melebihi rencana pengembangan awal WK Cepu dengan cadangan minyak yang diperkirakan 450 juta barel. Hal ini merupakan sebuah pencapaian luar biasa, ditengah kondisi hulu migas Indonesia yang sedang berupaya memenuhi target produksi migas nasional.

“Kami menyampaikan apresiasi dan selamat atas keberhasilan EMCL atas kontribusinya terhadap kesuksesan operasi WK Cepu yang aman, andal dan efisien, serta membantu menjaga ketahanan energi Indonesia dengan memberi kontribusi sekitar 30% produksi minyak nasional,” kata Dwi (25/5).

Dengan hasil produksi kumulatif WK Cepu lebih dari 540 juta barel minyak, operasi WK Cepu telah berkontribusi terhadap pendapatan Indonesia setara 5,5 kali lipat investasi awal.

“Jika dihitung sejak WK Cepu berproduksi, dengan total investasi sekitar Rp57 triliun (atau US$ 4 milyar), WK Cepu telah menghasilkan 540 juta barel minyak dan memberikan lebih dari Rp310 triliun (atau US$ 21,6 milyar) bagi pendapatan negara berupa bagi hasil pemerintah dan pembayaran pajak,” lanjut Dwi.

Kedepan, menurut Dwi dengan perkiraan potensi cadangan minyak Banyu Urip yang telah berlipat ganda dan dilakukannya Program Pemboran Banyu Urip Infill Clastic, Indonesia akan menerima tambahan pendapatan sekitar 12 kali lipat dari jumlah investasinya selama siklus proyek WK Cepu. SKK Migas mendukung sepenuhnya target menuju produksi 1 miliar barel yang dicanangkan oleh EMCL .

“Kami berharap EMCL dengan koordinasi bersama SKK Migas dan para pemangku kepentingan lain dapat memaksimalkan potensi yang dihasilkan WK Cepu, sehingga dapat memberikan penerimaan negara yang optimal serta mampu menumbuhkan efek berganda bagi perekonomian lokal. Saat ini WK Cepu menjadi penghasil minyak terbesar di Indonesia dan akan tetap menjadi penopang hulu migas untuk mencapai target nasional sebesar 1 juta BOPD (barel minyak per hari) dan 12 BSCFD (milyar standar kaki kubik per hari) gas, atau setara 3,2 juta barel setara minyak per hari pada 2030,” ungkap Dwi.

Sementara itu Irtiza Sayyed, President ExxonMobil Indonesia mengatakan, EMCL dengan kerjasama yang baik bersama Pemerintah Indonesia bangga telah mampu menghasilkan produksi kumulatif minyak Blok Cepu lebih dari 540 juta barel pada pertengahan Mei 2022 dengan kegiatan operasi produksi yang aman, andal, dan efisien.

“Dapat kami sampaikan juga bahwa lifting ke-800 ini adalah sebuah bukti keselamatan kelas dunia dari operasi WK Cepu dengan tanpa catatan kecelakaan kerja tahun ini,” ujar Irtiza.

Sejak 2015, Irtiza melanjutkan, dalam upaya WK Cepu untuk mencapai produksi lebih dari 540 juta barel minyak, lebih dari 460 perusahaan lokal dan nasional telah ikut berpartisipasi mendukung upaya-upaya tersebut.

“Efek berganda dari investasi dan operasi WK Cepu telah membawa ratusan perusahaan lokal dalam mengembangkan pengalaman dan manfaat dari pengetahuan serta transfer teknologi,” ungkap Irtiza.

Sejak pengembangan WK Cepu dimulai, lebih dari 6.000 pekerja terbaik Indonesia telah membantu ExxonMobil untuk mendukung operasinya. Lebih dari 500 di antaranya dikirim dalam penugasan internasional untuk bekerja bersama orang-orang terbaik dunia.

“Hari ini, lebih dari 99% operasi WK Cepu dikelola oleh putra-putri terbaik Indonesia yang telah berhasil mencapai produksi kumulatif lebih dari 540 juta barel minyak”, kata Irtiza. (RI)