Proyek tambang batubara IndoMet Coal, BHP Billiton di Kalteng.

JAKARTA – Perusahaan tambang batubara asal Australia, BHP Billiton menghentikan sementara proyeknya di Muara Tuhup, Kalimantan Tengah (Kalteng) menyusul tewasnya satu pekerja dalam proyek itu akibat kecelakaan kerja.

Fatality (kecelakaan yang menyebabkan mati, red) di tambang batubara BHP Billiton di Muara Tuhup, terjadi pada Senin, 21 Januari 2013. Pekerja naas itu mengalami celaka, saat bekerja di proyek pembangunan pelabuhan dan infrastruktur jalan pada proyek tambang batubara “IndoMet Coal”.

Juru bicara BHP Billiton Ltd, Kelly Quirke mengaku, pihaknya telah menghentikan sementara kegiatan pada proyek IndoMet Coal, begitu peristiwa naas itu terjadi. Selanjutnya, BHP Billiton menerjunkan tim investigasi yang hingga kini masih terus melakukan penyelidikan tentang sebab-sebab kecelakaan.

“Kami menyatakan berbelasungkawa atas meninggalnya pekerja di proyek tersebut,” tutur Kelly mewakili Manajemen BHP Billiton, seperti dikutip dari situs resmi perusahaan itu pada Kamis, 24 Januari 2013. BHP Billiton sendiri berencana memulai produksi batubara proyek IndoMet Coal pada Juni 2016.

Adanya fatality dan penghentian sementara pengerjaan proyek batubara BHP Billiton di Kalteng, dibenarkan Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Syawaluddin Lubis.

Menurutnya, penghentian sementara bertujuan untuk melakukan investigasi, agar pihak pelaksana memperbaiki kesalahannya yang menimbulkan kecelakaan sehingga mengakibatkan korban jiwa. “Penghentian itu hanya sementara, untuk memperbaki agar (kecelakaan, red) tidak terjadi lagi,” ujar Syawaluddin pada Kamis, 24 Januari 2013.

Meski demikian, Syawal mengaku belum mendapat laporan lebih jauh tentang hasil investigasi. Menurutnya, investigasi untuk memastikan sebab-sebab kecelakaan masih terus dilakukan, oleh tim yang bertugas di lapangan.

Saat ini BHP Billiton memegang kepemilikan sebesar 75% pada proyek tambang batubara IndoMet Coal di Muara Tuhup, Kalteng. Sedangkan 25% saham lainnya, dimiliki PT Adaro Energy Tbk. Berdasarkan riset BHP Billiton pada 2010, cadangan batubara pada tambang itu mencapai 774 juta metrik ton.

(Abraham Lagaligo/abrahamlagaligo@gmail.com)