JAKARTA – Rio Tinto, perusahaan asal Australia setuju untuk melepas 40% hak partisipasi di PT Freeport Indonesia kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebagai holding BUMN tambang senilai US$3,5 miliar.

“Rio Tinto mencatat laporan potensi pembelian (PI) oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (“Inalum”) di tambang Grasberg di Indonesia sebesar US$3,5 miliar,” ujar Rio Tinto dalam keterangan resminya, Rabu (23/5).

Rio Tinto menyebutkan meskipun telah menetapkan nilai akuisisi yang harus ditebus oleh Inalum, kesepakatan antara keduanya belum tercapai. Saat ini pembahasan masih dilakukan antara Rio Tinto, Inalum dan Freeport.

“Diskusi antara Rio Tinto, Inalum dan Freeport sedang berlangsung, termasuk mengenai harga. Belum ada kesepakatan yang tercapai, dan tidak ada kepastian bahwa perjanjian yang mengikat akan ditandatangani,” ungkap Rio Tinto.

Akuisisi 40% hak partisipasi Rio Tinto di Freeport oleh Inalum merupakan bagian dari kewajiban divestasi 51% saham Freeport. Saat ini pemerintah melalui Inalum baru menguasai 9,36% saham Freeport. Divestasi merupakan bagian dari poin perundingan perpanjangan kontrak Freeport di Indonesia yang harus disepakati.

Freeport McMoRan Inc telah setuju melepaskan 51% saham Freeport Indonesia ke pemerintah Indonesia. Keputusan tersebut merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Perubahan Keempat atas PP Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu bara.

Untuk mekanisme pembelian saham divestasi tersebut, pemerintah akan membeli saham dari PI Rio Tinto, dan sisanya dari saham PT Freeport-McMoRan yang ada di PT Indocopper.

Perjanjian antara Freeport-McMoRan Inc, induk usaha Freeport Indonesia dengan Rio Tinto disepakati pada medio 1996 mengenai pendanaan. Dalam perjanjian tersebut Freeport memberikan hak memiliki 40% hasil produksi tambang Grasberg, Papua yang dikelola Freeport Indonesia setelah 2021 kepada Rio Tinto.(RI)