JAKARTA – Ridwan Djamaluddin akhirnya resmi menjabat sebagai Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM yang baru. Ia menggantikan Bambang Gatot Ariyono yang pensiun pada Mei 2020.
Ridwan mengatakan ada agenda prioritas dalam waktu dekat sesuai dengan arahan Arifin Tasrif, Menteri ESDM yang harus diselesaikan.
Pertama adalah menyiapkan aturan turunan dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 alias UU Minerba yang baru. Pemerintah tengah menyusun sekaligus tiga Peraturan Pemerintah (PP). Ketiganya diwajibkan terbit paling lambat Desember tahun ini.
“Kedua, bisa meningkatkan APBN melalui nilai tambah atau hilirisasi minerba. Ketiga, melakukan reformasi atau memperbaiki kekurangan dalam tata kelola minerba di Indonesia,” kata Ridwan di Kementerian ESDM, Senin (10/8)
Ia pun menambahkan dalam pengelolaan sektor minerba harus bisa berpikir panjang ke depan. Selain itu, masih banyak komoditas yang harus diurus.
“Seolah-olah minerba itu urusin izin batu bara melulu, sama urusan nikel. Masih banyak urusan lain yang lebih penting,” ungkap Ridwan.
Arifin Tasrif menekankan terkait fungsi strategis Ditjen Minerba dalam investasi dan pengelolaan pendapatan negara. “Kita harus berupaya memaksimalkan pendapatan yang ditargetkan Rp92 triliun maupun investasi di sektor ESDM,” kata Arifin.
Selain itu Dirketorat Jenderal Minerba dibawah pimpinan Ridwan harus mampu merealisasikan program hilirisasi pertambangan.
Selanjutnya, Ridwan mengungkapkanĀ  agenda prioritas berikutnya adalah untuk menselaraskan hubungan pemerintah pusat dan daerah utamanya dalam perizinan dan pembinaan tambang. Apalagi dalam UU Minerba yang baru, sejumlah kewenangan perizinan pemerintah daerah sudah kembali ke pemerintah pusat.
“Kelima, menjaga iklim investasi di sektor pertambangan, dan terkait dengan pengurusan inspektur tambang di daerah,” kata Ridwan.
Ridwan menargetkan, pengelolaan potensi mineral Indonesia harus bisa berbicara banyak di tingkat global. “Yang lain saya kira urusan mineral-mineral itu kan Indonesia harus jadi jagoan. Kita punya banyak kesempatan,” tegas Ridwan.
Selanjutnya menurut Ridwan di sisa tahun 2020, masih akan fokus menangani dampak covid-19 untuk pemulihan ekonomi. “Itu mungkin kita pentingkan dulu. Selamat dulu lah untuk tahun ini Indonesia masih bisa bertahan. Artinya yang berat-berat, yang masih konflik, masih banyak debat, nanti dulu,” kata Ridwan.(RI)