JAKARTA – Progress pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian tembaga milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), sudah mencapai 56%. Manajemen memperkirakan sekitar bulan Agustus akan memasuki tahap puncak pembangunan.

Rachmat Makkasau, Presiden Direktur Amman Mineral, menjelaskan hingga kini tercatat sudah sekitar 2.000 pekerja berada di lokasi pembangunan. Amman sendiri kata dia menjalankan strategi pembangunan yang memungkinkan prosesnya nanti bisa berjalan sesuai dengan jadwal.

“Secara kseluruhan 56% banyak yang dihitung desain perbelanjaan dan lainnya. Equipmentnya unit sudah disiapkan dipotong sesuai pengepakan sampai langsung dipasang. Kami mengurangi fabrikasi di lokasi,” kata Rachmat saat berbincang dengan media belum lama ini di Jakarta.

Rachmat menegaskan jika tidak ada lagi tantangan berarti, maka smelter bisa rampung pada pada awal trwulan kedua tahun depan. “Target selesainya sekitar Mei Juni 2024, commisionong di situ. hampir sama dengan Freeport. Pertengahan tahun depan operasi meskipun belum full ,” ungkap Rachmat.

Menurutnya hingga akhir tahun depan operasi smelter juga masih belum bisa secara full. “Bulan desember tahun depan 60% kapasitas,” ujar Rachmat.

Pembangunan smelter di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat yang diperkirakan menelan biaya investasi 982 juta dolar AS atau setara Rp14,7 triliun.

Proyek smelter Batu Hijau diproyeksikan memiliki kapasitas produksi 222.000 ton katoda tembaga. Selain itu, smelter nantinya menghasilkan 17,8 ton emas, 54,7 ton perak dan 830.000 asam sulfat. (RI)