JAKARTA – PT PAL Indonesia (Persero) dinyatakan mempunyai kemampuan untuk memproduksi produk rekayasa umum seperti misalnya merakit turbin uap sampai dengan 600 Megawatt (MW), Kompresor modul 40 MW, Barge Mounted Power Plant (BMPP) 30 MW, Bejana tekan, pendingin dan generator, stator frame sampai dengan 600 MW.

PT PAL terus mengembangkan kapasitas untuk memenuhi level modular dan Engineering, Procurement, Construction (EPC) baik level kecil dan menengah dengan kapasitas sampai dengan 50 Megawat. Upaya peningkatan juga dilakukan dalam hal kemampuan Engineering, Procurement, Construction, the capability of Engineering, Procurement, Installation & Commissioning (EPCIC), dan pengembangan EPC infrastruktur energi meliputi LNG Carrier, Floating Storage Regasication Unit (FSRU) serta pembangkit listrik energi baru terbarukan, energi ombak laut, dan energi nuklir generasi terbaru.

PT PAL telah bersinergi dengan PT PLN (Persero) membangun pembangkit listrik yang dipasang pada kapal tongkang, Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1. Sinergi dua BUMN ini menjadi tonggak revolusioner dari pembangunan pembangkit listrik mobile berupa Barge Mounted Power Plant.

BMPP tahap pertama yang dikembangan PT PAL yang berkolaborasi dengan PLN melalui anak usahanya PT Indonesia Power (IP) yang berkapasitas 60 MW ini, telah selesai dan segera menuju ke Ambon, Maluku.

“Untuk produksi BMPP Nusantara 1 Indonesia Power adalah sebagai IPP sedangkan PT PAL adalah sebagai EPCI Contractor,” ungkap Aries Wacana Putra selaku GM Marketing Rekayasa Umum & Pemeliharaan Perbaikan PT PAL Indonesia, kepada Dunia Energi, Jumat (4/2).

Proyek pembangunan BMPP Nusantara 1, merupakan salah satu proyek strategis nasional, dengan teknologi diesel engine bahan bakar ganda (dual fuel) pertama yang ada di Indonesia. Sebagai wujud sinergi BUMN, PLN melalui IP mempercayakan PAL untuk merampungkan rencana pembangunan 3 unit BMPP dengan total 150MW.

Proyek pembangunan BMPP Nusantara 1 60MW yang dilaksanakan ditengah pandemi COVID-19, menjadikan tantangan yang signifikan terhadap produktifitas dan capaian kinerja. Namun, dengan komitmen PAL yang diwujudkan melalui aksi percepatan, proyek pembangunan BMPP dapat dirampungkan dengan tepat mutu dan tepat waktu.

Sebagai proyek nasional, BMPP memiliki nilai yang sangat strategis bagi Indonesia. Letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, menjadi tantangan dalam melakukan pemenuhan dan pemerataan pasokan listrik. Hadirnya BMPP dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan pembangkit listrik di Indonesia. Dengan Pembangkit listrik terapung, dapat memudahkan pada segi pembangunan hingga perawatan operasionalnya. Efisiensi pada BMPP Nusantara 1 cukup tinggi, dengan panjang barge 72 m dan lebar 27 m, BMPP dapat men-supply listrik sebesar 60MW.

BMPP Nusantara 1 akan dioperasikan di Ambon, Maluku, guna menggantikan kapal pembangkit listrik (Power Ship) Karadeniz milik Turki. Sebagai pembangkit listrik terapung, BMPP dibangun menggunakan robust & proven design, didukung teknologi dual fuel engine, serta memiliki fleksibilitas pengoperasian dengan bahan bakar yang berbeda, baik dengan bahan bakar solar B30 maupun gas tanpa perlu mematikan pembangkit. Hal ini sebagai solusi ketersediaan bahan bakar yang ada di daerah tersebut. Dimensi barge yang compact dan sarat air rendah sehingga dapat dioperasikan di perairan dangkal dan daerah terpencil, bersifat mobile, sehingga dapat menjadi solusi elektrifikasi saat terjadi bencana alam. Kedepan BMPP diharapkan dapat memenuhi kebutuhan atau menggantikan pembangkit listrik terapung di beberapa wilayah kepulauan di Indonesia.

Dalam Peraturan Menteri (Permen) BUMN tentang pedoman kerja sama BUMN PER -04/MBU/08/2017 yang membahas tentang kerjasama dengan mitra yang terdiri dari BUMN serta anak perusahaan BUMN. Tujuan dari sinergi BUMN sebagai bentuk aksi percepatan dalam melakukan proses pengadaan, fleksibel, efisien dan efektif. PAL melalui kolaborasi ini ikut berkontribusi dalam mewujudkan pemenuhan rasio elektrifikasi di Indonesia menuju 100%.

Saat ini BMPP Nusantara 1 60MW telah menyelesaikan proses pre-commissioning untuk sistem piping, mechanical & electrical instrument. Setibanya di Ambon, BMPP Nusantara 1 akan dilakukan penyambungan sistem ke darat untuk pipa bahan bakar, gas, dan listrik. Dilanjutkan dengan pengujian/commissioning yang akan dilakukan setelah semua terhubung dengan baik. Ketika listrik dapat digunakan maka akan dilakukan interkoneksi dengan jaringan yang ada di (darat) Ambon. Disisi lain, hal ini dapat dilakukan penyerapan tenaga kerja lokal selama proses pengerjaannya.

Sinkronisasi dengan sistem kelistrikan di Ambon, dijadwalkan pada Maret 2022. Selanjutnya BMPP Nusantara 1 ditargetkan dapat beroperasi (Commercial Operation Date/COD) pada April 2022.

Aries mengatakan saat ini PT PAL tengah menjajaki pasar regional Asia, terkait rencana pemasaran BMPP ke luar negeri.

“Saat ini PT PAL juga mempunyai kerjasama dengan PT IP (Indonesia Power) untuk pemasaran BMPP keluar negeri dengan scope of work EPCI oleh PT PAL dan O&M oleh PT IP,” ujarnya.

Menurut dia, berdasarkan data rasio elektrifikasi, dan kesamaan kondisi geografi, negara-negara di kawasan Asia seperti Filipina, Kamboja dan negara-negara archipelago berpotensi menjadi buyer BMPP.
“Untuk investasi untuk 1 unit BMPP sangat tergantung seberapa besar kapasitas megawat yang di butuhkan,” ujar Aries.(RA)