JAKARTA – Subholding Upstream PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah menyelesaikan proyek KLD, dan onstream pada awal 2021.

Lapangan KLD mulai mengalirkan gas sejak Desember 2020. Pada awal Januari, PHE ONWJ telah menyelesaikan periode performance test sesuai dengan parameter operasi produksi. Lapangan KLD ditargetkan memproduksi gas sebesar 16 MMscfd pada periode puncak produksi.

“Produksi dari Lapangan KLD akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri, sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ. PHE ONWJ Energizing Indonesia,” ujar Taufik Aditiyawarman, Direktur Pengembangan & Produksi PHE, dalam acara seremoni penyelesaian Proyek KLD yang digelar secara virtual, Jumat (22/1).

Julius Wiratno, Deputi Operasi SKK Migas, mengatakan 2020 sangat challenging. Harga minyak dunia relatif rendah dan pandemi Covid-19 sejak awal tahun sangat berdampak pada dinamika industri hulu migas dan sektor pendukungnya.

“SKK Migas memberikan apresiasi kepada PHE ONWJ yang pada periode yang penuh tantangan, tetap memiliki semangat tinggi untuk melaksanakan komitmen pengembangan Lapangan KLD,” kata Julius

Julius menambahkan SKK Migas akan terus mengupayakan peningkatan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan proyek-proyek pengembangan lapangan.
SKK Migas secara masif and progresif berkoordinasi dengan KKKS dan pemangku kepentingan lain untuk menghasilkan inovasi dan terobosan sehingga keterbatasan sumber daya dan mobilitas sebagai dampak Covid-19 dapat diatasi dengan baik.

“Kami berharap pencapaian yang membanggakan ini dapat dilanjutkan dengan baik agar aktivitas hulu migas oleh PHE ONWJ dapat terus memberikan dampak positif pada produksi migas, termasuk memberikan multiplier effect pada perekonomian serta ketenagakerjaan. Dalam jangka panjang akan menopang upaya mencapai produksi 1 juta barel minyak dan 12 BSCFD gas di 2030 untuk mewujudkan ketahanan energi nasional,” kata Julius.

Lapangan Proyek KLD yang berlokasi di lepas pantai Utara Jawa Barat, berhasil diselesaikan dengan skema PSC gross split.
Sejak dimulai pada April 2019, Proyek KLD telah melalui beberapa tahapan diantaranya fabrikasi di lapangan Handil, load out & sail away di pertengahan Juli 2020, instalasi offshore , kegiatan pemboran , hookup& commissioning dan start up.

Lebih Cepat

Taufik mengatakan keberhasilan penyelesaian proyek KLD yang lebih cepat dari target dengan zero insiden ini merupakan kerja keras dan kolaborasi yang baik dari berbagai pihak.

“Kami mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang terlibat yakni masyarakat dan pemerintah daerah setempat, SKK Migas, seluruh pekerja PHE ONWJ serta pelaksana pekerjaan PT Meindo Elang Indah,” kata Taufik.

Menurut Taufik, segala tantangan yang ada selama pandemi tidak menyurutkan semangat PHE ONWJ untuk dapat menyelesaikan proyek lebih cepat tiga bulan dari jadwal yang ditetapkan.

“Yang paling penting adalah pencapaian sekitar 1.16 juta jam kerja aman tanpa kecelakaan,” tandas Taufik.(RI)