JAKARTA – Harga komoditas batu bara pada tahun ini makin manis.  Hal itu menyebabkan produsen batu bara banyak memilih menjualnya ke luar negeri dari pada memasok kebutuhan batu bara dalam negeri, terutama untuk sumber energi pembangkit listrik.

Suryo Eko Hadianto, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menceritakan pada awal tahun ini PLN mengeluhkan kekurangan pasokan emas hitam dari para pemasoknya. Menurut dia, pada momen itu PTBA diminta untuk menambah pasokan batu bara ke PLN.

“Di awal 2021, harga batu bara naik cukup tinggi sehingga ini membuat beberapa produsen tergiur untuk utamakan ekspor sehingga pasokan batu bara dalam negeri mengalamai kendala. PTBA melakukan penambahan pasokan batu bara ke PLN agar listrik nasional bisa tetap terjaga dengan baik,” jelas Suryo Eko disela diskusi virtual, Kamis (30/9).

Menurut Suryo Eko realisasi pendistribusian batu bara PTBA ke PLN hingga agustus bahkan telah melebihi rencana penjualan perusahaan.

“Dukungan terhadap penyediaan batu bara domestik ke 13 ribu MW PLTU PLN, realisasi PTBA 113 persen sampai Agustus. Dukungan penyediaan di tengah lonjakan harga, kami tetap berupaya untuk pastikan bahwa kebutuhan batu bara nasional tetap aman. Salah satu contoh kami prioritaskan pelabuhan terbesar PTBA Tarahan, kami  khususkan hanya untuk pasok batu bara ke PLN,” jelas Suryo Eko.

Upaya PTBA untuk memastikan keamanan pasokan dalam negeri tidak sampai di situ. Menurut Suryo Eko, perusahaan berkomitmen untuk melancarkan pasokan batubara dengan menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI). PTBA, PLN dan KAI kemarin menyepakati kerja sama guna memastikan keandalan pasokan batu bara yang menguntungkan bagi semua pihak.

Dia menjelaskan penandatanganan nota kesepahaman ketiga perusahaan memang dirancang untuk pasokan energi berbasis batu bara, PTBA sebagai produsen, KAI penyedia jasa angkutan dan PLN sebagai pengguna. Diperkirakan volume batu bara yang akan digunakan PLN dari kerja sama tersebut antara 20-30 juta ton per tahun dengan skema cost plus.

“Dengan demikian berapapun fluktuasi harga batu bara dunia tidak akan pengaruhi ketahanan energi nasional, karena harga sudah fix. Sehigga perencanaan subsidi listrik ke masyarakat bisa baik,” ungkap Suryo Eko.(RI)