JAKARTA – Produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu yang dikelola Mobil Cepu Limited, anak usaha ExxonMobil pada tahun depan tidak akan ditingkatkan.

Fatar Yani Abdurrahman, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan setelah dilakukan tes, peningkatan produksi minyak Lapangan Banyu Urip dimungkinkan hingga ke level 235 ribu barel per hari (bph), namun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) belum diperoleh.

“Itu sih rencana kami tetap di atas 220 ribu bph karena kemampuan kapasitas (ditingkatkan bisa). Tapi Amdalnya masih dalam proses. Kalau Amdalnya belum selesai ya tidak dijalankan segitu,” kata Fatar di Jakarta, Selasa (19/11).

Jika produksi Banyu Urip ditahan, Exxon akan mendapatkan tambahan produksi dari Lapangan Kedung Keris yang sudah dijadwalkan selesai persiapan produksi pada tahun ini, sehingga bisa langsung diproduksikan pada tahun depan.

Menurut Fatar, ketika produksi Kedung Keris masuk nanti maka produksi dari Lapangan Banyu Urip bisa diturunkan. “Kedung Keris ini tujuannya ketika produksi Banyu Urip turun bisa di isi. Ternyata Banyu Urip masih banyak. Ya nanti Kedung Keris akan masuk, Banyu Urip diturunin. Karena Kan sebenarnya Banyu Urip awalnya produksi enggak segitu. 185 ribu bph kan. Tinggal di adjsust saja pengaturannya. Itu kan sama saja masih satu blok aja,” ungkap Fatar.

Blok Cepu menjadi andalan produksi minyak dalam negeri. Karenanya, pihaknya terus menggenjot produksi minyak dari blok migas ini. Walaupun, ketika produksi minyak blok migas ini dioptimalkan, maka masa plato produksi blok migas ini akan lebih pendek, yakni sekitar 2-3 tahun atau artinya umur produksi blok Cepu akan lebih singkat. Penurunan produksi minyak Lapangan Banyu Urip bisa menambah masa plato antara 3-4 tahun. Proyeksi ini dengan asumsi produksi Blok Cepu dipertahankan pada kisaran saat ini, yaitu 220 ribu bph.

Akan tetapi memang blok Cepu sudah sempat terlanjur diminta untuk terus meningkatkan produksinya guna menopang produksi minyak nasional.

“Problemnya kan sekarang dalam negeri produksi turun, yang bisa bantu di situ (Blok Cepu). Kalau tidak, nanti impor semakin banyak,” kata Fatar.

Berdasarkan data SKK Migas, pada tahun ini, lifting minyak Blok Cepu ditargetkan sebesar 216 ribu bph. Sampai akhir September lalu, realisasi lifting minyak Blok Cepu tercatat telah melampaui target, yakni sebesar 216.011 ribu bph. Produksi minyak Blok Cepu ini naik dibandingkan realisasi sampai akhir tahun lalu sebesar 209 ribu bph.

Azi N Alam Vice President Public and Governments Affairs ExxonMobil Indonesia, mengatakan bahwa proyek Kedung Keris terus mengalami kemajuan dan diharapkan pada puncak produksi dapat menghasilkan 10 ribu bph. Tambahan produksi ini akan menambah produksi Blok Cepu keseluruhan. “Minyak perdana dari proyek ini diharapkan diperoleh pada akhir 2019,” kata Azi.(RI)